I.Pendahuluan
Yoga"penyatuan", yang bermakna "penyatuan dengan
alam" atau "penyatuan dengan Sang Pencipta". Yoga merupakan
salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan.
Masyarakat global umumnya mengenal Yoga sebagai aktivitas
latihan utamanya asana (postur) bagian dari Hatta
Yoga. Yoga juga digunakan sebagai salah
satu pengobatan alternatif, biasanya hal ini dilakukan dengan latihan
pernapasan, olah tubuh dan meditasi, yang telah dikenal dan dipraktekkan selama lebih dari 5000
tahun. Orang yang melakukan tapa yoga disebut yogis, yogin bagi praktisi pria dan yogini bagi praktisi wanita.
Sastra Hindu yang memuat ajaran Yoga, diantaranya adalah Upaishad, Bhagavad Gita, Yogasutra, Hatta
Yoga serta beberapa sastra lainnya. Klasifikasi
ajaran Yoga tertuang dalam Bhagavad Gita, diantaranya adalah Karma Yoga/Marga, Jnana Yoga/Marga, Bakti
Yoga/Marga, Raja
Yoga/Marga. Para rsi
adalah merek yang menerima wahyu Acarya Upamanya mengtakan : mereka yang karena
ketekunannya melatih tapa, menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa disebut rsi (
Nirukta II.11 )
Dari Tuhan yang maha agung dan kepada umat manusia
memepersembahkan berbagai yajna dan dari padanya muncul Reg. Veda dan Sama Veda
( Yajur Veda XXX.7). Mereka yang dengan tekun melaksanakan tapa, meditasi yang
mendalam, menerima mantra veda atas karunia Yang Maha Agung (Tattiriya Aranyaka
II.1). kitab Vedalah yang menjadi sumber ilmu yoga. Yang atas karunia Tuhan
menyediakan berbagai metode untuk mencapai penerangan rohani. Metode-metode itu
diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan seseorang. Metode itu disebut
yoga.
Veda mengajarkan mengajarkan bermacam-macam jenis yoga. Satu
jenis yoga sesuai bagi seseorang tapi belum tentu sesuai bagi yang lain.
Kesesuaian itu tergantung tingkat perkembangan rohani yang dimiliki seseorang.
Yoga harus dilakukan sebagai bhakti kepada tuhan , bukan untuk tujun lain. Juga
dengn semadhi yang tinggi seseorang dengan penuh kesadaran akan melihat bahwa dasar
azasi segala sesuatu sesungguhya adalah Brahma.
II.Pembahasan
2.1 Kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan yoga
Pengalaman
semasih kecil tidak semua yang bisa ku ingat hanya beberapa yang bisa ku ingat.
Ketika semasa kecil ku tidak banyak bisa membantu orang tua, ketika saat itu
ayah saya menjual dupa kami dan juga di bantu oleh teman-teman membuat dupa
dirumah dari ditimbang sampai selesai terkadang saya tidak sampai selesai
membantunya karena disuruh oleh orang tua, karena saat kecil kondisi saya tidak
cukup baik sehingga tidak dibolehkan untuk terlalu lelah dalam bekerja.ketika
saat itu juga saya tidak pernah keluar bermain hanya didalam rumah kadang
teman-teman datang kerumah untuk bermain dan juga membuat tugas yang diberikan
oleh Guru SD,pada saat malam hari saya dan teman-teman tetangga saya melakukan
persembahyangan di Sanggah kami diajak oleh Jro Sedaan ( pemangku perempuan )
untuk sering sembahyang agar kita selalu dilindungi dan selalu ingat pada
leluhur katanya,kamipun setiap malam sembahyang kadang kala kami diajak lari
pagi kepantai dan langsung melakukan melukat di pantai itupun hanya dilakukan
pada saat kami libur. Disaat itu paman juga mengajarkan saya dan kakak untuk
melakukan meditasi tapi saat itu saya belum bisa melakukan seperti Beliau,saya
dan kakak saya hanya bisa melakukan Tri sandya saja. Seperti halnya anak kecil
lainnya saya dan teman-teman saya bermain disekitar pekarangan rumah saja
kadang bermain bola kadang pila kami bermain cingklak kadang kala kami juga
suka berbuat iseng dengan mencuri rambutan tetangga sebelah selatan sekolah
yang pada waktu itu pohon rambutannya agak banyak yang berbuah sehingga kami
mencuri beberapa untuk kita makan. Setelah beranjak SD saya dan teman-teman
tetap bersama karena tempat sekolah kita lumayan dekat disana kami semua
diajarkan untuk melakukan disiplin setiap sebelum masuk kekelas untuk memulai
pelajaran kami semua dikumpulkan dihalaman sekolah guna untuk melakukan puja tri sandya bersama-sama. Hal tersebut
kami rutin lakukan sampai kami lulus dari SD dan sampai sekarang kegiatan itu
masih dilaksanakan setelah tamat dari SD saya melanjutkan ke jenjang SMP disana
banyak teman-teman yang baru didapatkan disaat MOS kami semua mendapatkan tugas
untuk menghitung daun pohon beringin dimana saat itu pohon bringinnya masih
lumayan kecil tapi daun-daunya sudah banyak yang tumbuh saya dan teman-temanpun
teliti untuk menghitung jumlah daun yang diberi waktu Cuma 50 menit tidak hanya
itu teman-teman lain pun disuruh menghitung banyang paping yang terpasang di
lantai sebelah lapangan dan juag diberi sama dengan ssaya dan teman-teman,
setelah selesai waktu yang diberikan kamipun disuruh masuk ke masing-masing
kelas untuk melaksanakan puja tri sandya
setelah selesai melakukan puja tri sandya kamipun diberi pengarahan
beserta perkenalan awal dengan guru mata pelajaran, setelah itu selesai kamipun
pulang dengan jalan kaki dengan teman-teman dijalan kami saling canda tawa
bersama,satu persatu teman sudah pada dirumah tinggal saya dan satu teman saya
yang berjalan ,maklum tempat sekolahnya lumayan jauh dari tempat tinggal saya ,
sayapun sudah sampai dirumah tinggal teman saya yang satu itu belum sampai
dirumah.setelah samapi dirumah seperti biasa pertama mengganti pakaian setelah
itu mencuci tangan sebelum memulai makan sehabis makan saya langsung istirahat
karena dilarang untuk keluar bermain pada saat siang hari agar kondisi badan
tidak sakit akhirnya sayapun istirahat, sore harinya saya diajak untuk lari
kepantai bersama teman-teman dan juga tak lupa membawa bola,dan kamipun
mbermain bola dipantai setelah menjelang malam kamipun bergegas untuk pulang
dengan memotong jalan kamipun melalui persawahan untuk cepat tiba dirumah,
malam pun sudah tiba saya ikut membantu
bibi saya untuk membawa jamu kepasar meski yang aku bawa hanya air yang
ditempatkan dijirigen kecil,setelah itu saya dicari dan diajak untuk sembahyang
disanggah tetangga yang sebaya saya juga diajak agar kita terbiasa untuk
sembahyang kata Sang Jro Sedaan, kamipun melakukan persembahyangan setelah
melakukan persembahyangan kami duduk dan bercanda di jeroan dan kamipun diajak
untuk selaludan setiap malam melakukan persembahyangan disanggah sejak hari itu
kamipun melakukan persembahyangan,apabila Jro Sedaan tidak bisa sembahyang
kamipun tidak melakukan karena kami masih takut karena gelap. Setelah hari
berganti dengan hari ketika hari raya Siwa Ratri tiba kami semua bersembahyang
disekolah setelah persembahyangan usai kamipun pulang dan berhubung pulangnya tidak
terlalu siang kamipun berencana untuk berkunjung kerumah teman dan pada saat
itu kami bermain PlayStation disuatu tempat yang menyewakan PS itu disana kami
bermain dengan senang dan juga tertawa, hal yang menyenangkan ketika bersama
mereka berkumpul dan canda tawa, pada sore harinya saya dan teman-teman diajak
untuk mandi kepantai oleh Ayah saya sehinggah kami bonceng 3 kami merasa senang
karena ketika Ayah saya tidak kerja atau libur kami tetap diajak mandi dilaut.
Ketika hari minggu saya ,teman,ibu,kakak,nenek,ayah dan tetangga bersama-sama
untuk bekerja pada saat itu Ayah saya mempunyai kerja sambilan yaitu menjual
Dupa kami semua dari pagi sampai sore mengerjakan hal itu diawali dengan
membersihkan debu dupa sampai pada akhir menyoder dan ditaruh ditempatnya
pekerjaan itu dilakukan bersama-sama,setelah malam hari kami dan Jro Sedaan
melakukan persembahyangan sedikit yang ikut dalam persembahyangan disanggah
karena semua melakukan siwa ratri di pura dalem sehingga sedikit yang ikut
,pada saat itu saya tidak tahu betul akan pelaksanaan Siwa Ratri itu kamipun
melaksanakan meditasi seampai tengah malam karena saya tak kuat bergadang dan
juga keadaan saya lagi sakit-sakitan saya disuruh pulang agar tidak menagalami
sakit karena bergadang dan juga masuk angin, saya pun pulang diantar meski
rumahnya dekat tapi merasa takut juga untuk pulang. Hari-haripun berlaku
menginjak keals 3 SMP hal paling menyakitkan pun terjadi dimana saat itu Kami
sekeluarga ditinggalkan oleh Ayah tercinta kami dan kerabat-kerabat dan tetamn-teman
Ayah merasa tak percaya bahwa Beliau sudah meninggal hal itu membuat saya sedih
hal pertama yang membuat air mata terjatuh adalah kepergian Ayah tidak aku
sangka Ayah pergi secepat itu baru sore
hari kami diajak lagi untuk mandi dipantai tidak ada tanda-tanda apa, pada
malam harinya Ayah dan tetangga duduk didepan rumah untuk menggobrol dan
tertawa pada saat itu saya ada dikamar sedang belajar dengan kakak laki-laki
saya dan pada saat itu adik perempuan saya masih kecil, Beliaupun menghembuskan
nafas terakhir didalam perjalanan kerumah sakit, Beliau sempat untuk
mencakupkan tangan untuk berdoa sebelum Beliau meninggal. Hari-hari kami
sekeluarga lalui tanpa seorang Ayah seperti kursi tanpa satu kaki shock dan
rasa kehilanganpun masih terasa seperti Beliau tidak pernah meninggal,setelah
lulus SMP sayapun lanjut ke SMA disana seperti biasa pada saat MOS banyak
kegeiatan dan hukuman yang berjalandan juga pada saat-saat hari raya Keagamaan
berlangsung dengan baik meski dalam hal itu dihendel oleh osis dan saya kurang
pekak membantu dalam upacara itu saya hanya ikut persembahyangan setelah
selesai upacara itu saya langsung pulang, setelah hari-hari berlanjut sudah
lama baru saya bisa sembahyang di pelinggih-pelinggih yang ada disekolah
bersama teman-teman hal itu rutin saya lakukan dengan teman-teman dikelas
sebelum memulai pelajaran kami melakukan Puja Tri Sandya, ketika tiba hari
Saraswati kami melakukan persembahyangan bersama disekolah sebelum berangkat
kesekolah terlebih dahulu saya sembahyangi buku-buku karena setahu saya dulu
bahwa dalam hari saraswati itu tidak boleh lewat siang hari sehingga saya
melakukan pada pagi hari karena persembahyangan disekolah pasti selesai siang
hari dan jarak tempuh juga jauh mengigat pada waktu itu saya hanya naik bemo,
setelah selasai sembahyang di buku-buku baru sembahyang dan memohon keselamatan
di Jro Gede agar selalu dilindungi kemanapun berpergian. Hari demi hari
kegiatan itu saya lakukan ditambah lagi sering bercanda dengan teman-teman
sekelas maupun lain kelas. Hari raya siwa ratri hari dimana saya melakukan
meditasi dengan jro sedan disanggah sebelum melakukan meditasi kami melakukan
persembahyangan dari puja tri sandya sampai kramaning sembah setelah hal itu
selesai baru kami melakukan meditasi pada saat itu saya hanya bisa ikut sampai
jam 3 pagi karena sudah terasa ngantuk jadi saya putuskan untuk mepamit pulang
dan tidur. Setalah hari berlalu sebelum kelulusan kami melakukan tirtha yatra
kepura-pura kami merasa senang hal itu dan juga merasa sedih karena ketika
kelulusan kitak tidak pernah bertemu lagi, hari liburpun di isi dengan diam
dirumah sorenya hanya bersih-bersih dirumah dan juga berkunjung kerumah teman
lama.
Setelah
beberapa lama saya pun melamar di IHDN dan pada hari tertentu untuk bisa masuk
ke IHDN akan diselenggarakan test dan
psikotest,saya dirumah mempersiapkan materi untuk test tersebut,setelah
hal itu selesai barulah pengumuman dan saya diterima setelah itu saya mengikuti masayu/OKK dibangli tepatnya
didesa KUBU disana kami tidak melakukan hal-hal yang berat halnya duduk
mendengar pemaparan dan juga terkadang ada hiburan tidak hanya itu terkadang
melakukan pembersihan diarea kampus disana pada senja hari kami melakukan
persembahyangan dipura sebelah utara.
Masa
masayupun selesai dilaksanakan sebelum kami melakukan pelajaran dikaampus
terlebih dahulu kami melakukan pewintenan saraswati dipura Melanting.
Mewintenpun selesai dan keesokan harinya kamipun memulai belajar meski tidak
seefektif mungkin, baru beberapa hari kuliah saya disuruh ikut pawai itu
pertama kalinya saya ikut kegiatan seperti itu dari hal itu saya menjadi senang
dan dari hal itu juga saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dikampus baik
menjadi peserta maupun menjadi panitia meskipun terasa capek akan tetapi rasa
itu hilang berkat rasa senang mengikuti kegiatan-kegiatan itu baik dalam proses
maupun hari H-nya tiba tidak hanya itu disana juga ada beberapa UKM dulunya
saya ikut dalam UKM dharmagita selang beberapa lama UKM itupun fakum dan saya
tidak mengikuti salah satu UKM lagi beberapa lama saya ikut dalam UKM upakara
meski saya tidak bisa dan tidak tahu tentang upacara tapi niat saya hanya
membantu apa yang saya bisa ditambah juga belajar yang tidak bisa menjadi agak
bisa sampai akhirnya saya menyukai hal itu. dalam hari-hari yang saya lalui
banyak hal yang tidak baik burupa rasa cemas yang selalu ada dipikiran dan jug
rasa takut akan sesuatu sehingga membuat gelisah dan semua menjadi serba salah
dalam melakukan sesuatu hal dan juga pada saat pulang dari kampus setelah
mengikuti latihan gerak jalan putra menabrak batu ditengah jalan untungnya
keseimbangan ketika itu baik sehingga tidak jatuh hanya rasa takut dan gemetar
yang terasa pada saat itu. setelah hal itu ketika hal yang baru mengampiriku
dimana saya dan teman-teman disuruh untuk berlatih nari Baris Gede,kita akan
melakukan Ngayah di Batalion Pasuruan saya merasa senang dn juga tantangan
karena baru kali ini disuruh menari ketika saat itu kami bersepuluh setiap sore
latihan dikampus agar gerakan itu bisa hafal sebelum kami melakukan latihan
terlebih dahulu melakukan persembahyangn agar latihan berjalan dengan lancar,
ketika H-1 kami yang ikut-ikut kepasuruan melakukan persembahyangan dipura
dalem banyuning setelah selesai latihan dikampus.keesokan harinya tepat sore
hari kamipun berangkat beberapa hari diperjalanan akhirnya kamipun tiba
dibatalion dan pada pagi hari kami semua ikut ngayah dipura yang terdapat di
batalion tersebut sambil latihan untuk nanti malamnya.
Di
kampus juga dapat mata kuliah yoga dimana ketika dapat yoga yang kedua pada
pertengahan kamipun mendapat praktek yoga pada awalnya saya pesimis akan
melakukan karena melihat gerakannya yang sulit dilakukan dan pada akhirnya saya
senang meski ada beberapa gerakan yang sulit saya lakukan didalam praktek yoga
disana yang paling penting ialah pernafasan,pernafasan menjadi kunci untuk
berhasilnya dalam melakukan yoga tersebut, keringat sayapun keluar dan agak
pusing awalnya setelah beberapa kali melakukan praktek pusing itupun tidak
terasa lagi.
2.2
Ulasan
mengenai kehidupan kesharian dalam ajaran Yoga
Ketika
semasa kecil ku tidak banyak bisa membantu orang tua, ketika saat itu ayah saya
menjual dupa kami dan juga di bantu oleh teman-teman membuat dupa dirumah dari
ditimbang sampai selesai terkadang saya tidak sampai selesai membantunya karena
disuruh oleh orang tua, karena saat kecil kondisi saya tidak cukup baik
sehingga tidak dibolehkan untuk terlalu lelah dalam bekerja. Dalam cerita
diatas dapat juga dikaitkat kedalam karma yoga dan bhakti yoga,karena dalam
pengalan cerita diatas adalah melakukan suatu pekerjaan dan juga rasa bhakti
kepada Orang Tua karena sudah membantu pekerjaannya dari awal sampai
akhir.karena Karma Yoga itu adalah jalan
kegiatan yaitu jalan pelayanan tanpa pamrih, yang membawa pencapaian Tuhan
melalui kerja tanpa pamrih. Karma yoga mengajarkan kepada kita bagaimana
bekerja demi untuk kerja itu sendiri yaitu tak terikat. Dan bagaimana
mempergunakan sebagian besar tenaga kita untuk keuntungan yang terbaik, ( Sri Svami sivananda 1993 : 127 ). Sedangkan
Bhakti Yoga adalah kasih saying yang mendalam kepada Tuhan ,yang merupakan
jalan kepatuhan atau bhakti. Bhakti merupakan satu ilmu spiritual
terpenting,karena mereka yang memiliki rasa cinta kepada Tuhan, tak ada tujuan
yang benar kecuali kasih sayang dari
penyembah kepada Tuhan, ( Sri Svami sivananda 1993 : 130 ).
pada
saat malam hari saya dan teman-teman tetangga saya melakukan persembahyangan di
Sanggah kami diajak oleh Jro Sedaan ( pemangku perempuan ) untuk sering sembahyang
agar kita selalu dilindungi dan selalu ingat pada leluhur,kamipun setiap malam
sembahyang kadang kala kami diajak lari pagi kepantai dan langsung melakukan
melukat di pantai itupun hanya dilakukan pada saat kami libur. Didalam pengalan
cerita diatas juga dapat dikaitkan dengan bhakti yoga karena disana melakukan
persembahyangan tidak hanya itu disana juga terdapat pranayama atau pengaturan
nafas ketika sembahyang kita akan mengatur nafas dan juga ketika melakukan lari
kita juga mengatur nafas kita agar tidak terasa lelah, dalam buku Bhakti yoga
dijelaskan bahwa bhakti yoga itu adalah ilmu tentang tingkatan kasih yang
tertinggi. Ini menunjukkan pada kita bagaimana cara mengarahkannya; menunjukkan
cara mengendalikannya, bagaimana mengaturnya. ( Svami Vivekananda, 2008 : 56 ).
Dan
dari semua itu hasil yang paling tinggi dan teragung adalah spiritual. Pranayama atau pengaturan nafas
memberikan ketenangan dan kemantapan pikiran serta kesehatan yang baik.
Pranayama ada hubungannya dengan system pernapasan, yang terbagi dalam dua
bidang ; bidang pernapasan atas dan bidang pernapasan bawah dan garis
perpisahan diantara keduanya yaitu batas bawah dari ujung tengorokan. ( swami
satya parkas saraswati. 2005 : 173 )
Bernapas
melalui hidung tidak hanya menyaring,
melembabkan dan menghangatkan udara yang melalui paru-paru,tetapi juga
melancarkan aliran energy vital di dalam tubuh. Selama berlatih asanas, selalu
diusahakan bernapas dalam dan halus melalui hidung. (Gede kamajaya 1998 : 20 )
setelah
malam hari kami dan Jro Sedaan melakukan persembahyangan sedikit yang ikut
dalam persembahyangan disanggah karena semua melakukan siwa ratri di pura dalem
sehingga sedikit yang ikut ,pada saat itu saya tidak tahu betul akan
pelaksanaan Siwa Ratri itu kamipun melaksanakan meditasi seampai tengah malam
karena saya tak kuat bergadang dan juga keadaan saya lagi sakit-sakitan saya
disuruh pulang agar tidak menagalami sakit karena bergadang dan juga masuk
angin, saya pun pulang diantar meski rumahnya dekat tapi merasa takut juga
untuk pulang. Dalam pengalan cerita diatas dapat dikaitkan dalam yoga dimana
pada sub materi japa yoga dan juga awidya,dimana pada saat melaksanakan siwa
ratri kita juga melaksanakan japa ataupun bermeditasi, dalam buku japa yoga
dijelaskan bahwa japa adalah sebuah mantra dapat membawa para praktisi
merealisasikan tujuan tertingginya walaupun ia tidak mengetahui makna yang
terkandung dalam mantra tersebut. Pengulangan mantra melenyapkan kekotoran
pikiran seperti nafsu, kemarahan, ketamakan, dan sebagainya.( swami sivananda
1998 :7 ). Dan awidya atau ketidaktahuan terdiri atas pengakuan dan penerimaan
kebenaran hal-hal yang tidak benar. ( swami satya parkas saraswati.
2005 : 25 )
Berlaku
menginjak keals 3 SMP hal paling menyakitkan pun terjadi dimana saat itu Kami
sekeluarga ditinggalkan oleh Ayah tercinta kami dan kerabat-kerabat dan
tetamn-teman Ayah merasa tak percaya bahwa Beliau sudah meninggal hal itu
membuat saya sedih hal pertama yang membuat air mata terjatuh adalah kepergian
Ayah tidak aku sangka Ayah pergi secepat
itu baru sore hari kami diajak lagi untuk mandi dipantai tidak ada tanda-tanda
apa, pada malam harinya Ayah dan tetangga duduk didepan rumah untuk menggobrol
dan tertawa pada saat itu saya ada dikamar sedang belajar dengan kakak
laki-laki saya dan pada saat itu adik perempuan saya masih kecil, Beliaupun
menghembuskan nafas terakhir didalam perjalanan kerumah sakit, Beliau sempat
untuk mencakupkan tangan untuk berdoa sebelum Beliau meninggal. Hari-hari kami
sekeluarga lalui tanpa seorang Ayah seperti kursi tanpa satu kaki. shock dan
rasa kehilanganpun masih terasa seperti Beliau tidak pernah meninggal. Dari
petikan cerita diatas dapat dikaitkan dalam yoga dimana perasaan yang tidak
baik yaitu kesedihan atau kebingungan yang diaman didalam yoga disebut dengan
klesa. Menurut
Patanjali, Awidya (kebodohan), Asmita (keakuan), raga dwesa (keinginan dan anti
pati, atau suka dan tidak suka) dan Abhiniwesa (ketergantungan terhadap
kehidupan duniawi) 5 klesa besar atau mala petaka. ( swami satya parkas
saraswati. 2005 :26 )
Baru
beberapa hari kuliah saya disuruh ikut pawai itu pertama kalinya saya ikut
kegiatan seperti itu dari hal itu saya menjadi senang dan dari hal itu juga
saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dikampus baik menjadi peserta maupun
menjadi panitia meskipun terasa capek akan tetapi rasa itu hilang berkat rasa
senang mengikuti kegiatan-kegiatan itu baik dalam proses maupun hari H-nya.
Dapat dikaitkan cerita diatas dengan karma marga dan bhakti marga karena dalam
melakukan kegiatan itu tidak merasa terikat atau terbebani dan juga tulus untuk
bhakti kepada Tuhan dan bhakti kepada dosen, Bhakti yoga dijelaskan bahwa
bhakti yoga itu adalah ilmu tentang tingkatan kasih yang tertinggi. Ini
menunjukkan pada kita bagaimana cara mengarahkannya; menunjukkan cara mengendalikannya,
bagaimana mengaturnya. (
Svami Vivekananda, 2008 : 56)
Karma
yoga mengajarkan kepada kita bagaimana bekerja demi untuk kerja itu sendiri
yaitu tak terikat. Dan bagaimana mempergunakan sebagian besar tenaga kita untuk
keuntungan yang terbaik, ( Sri Svami
sivananda 1993 : 127 ).
setelah
hal itu ketika hal yang baru mengampiriku dimana saya dan teman-teman disuruh
untuk berlatih nari Baris Gede,kita akan melakukan Ngayah di Batalion Pasuruan
saya merasa senang dn juga tantangan karena baru kali ini disuruh menari ketika
saat itu kami bersepuluh setiap sore latihan dikampus agar gerakan itu bisa
hafal sebelum kami melakukan latihan terlebih dahulu melakukan persembahyangn
agar latihan berjalan dengan lancar, ketika H-1 kami yang ikut-ikut kepasuruan
melakukan persembahyangan dipura dalem banyuning setelah selesai latihan
dikampus.keesokan harinya tepat sore hari kamipun berangkat beberapa hari
diperjalanan akhirnya kamipun tiba dibatalion dan pada pagi hari kami semua
ikut ngayah dipura yang terdapat di batalion tersebut sambil latihan untuk
nanti malamnya karena Karma Yoga itu adalah
jalan kegiatan yaitu jalan pelayanan tanpa pamrih, yang membawa
pencapaian Tuhan melalui kerja tanpa pamrih. Karma yoga mengajarkan kepada kita
bagaimana bekerja demi untuk kerja itu sendiri yaitu tak terikat. Dan bagaimana
mempergunakan sebagian besar tenaga kita untuk keuntungan yang terbaik, ( Sri Svami sivananda 1993 : 127 ).
Di kampus juga dapat mata kuliah
yoga dimana ketika dapat yoga yang kedua pada pertengahan kamipun mendapat
praktek yoga pada awalnya saya pesimis akan melakukan karena melihat gerakannya
yang sulit dilakukan dan pada akhirnya saya senang meski ada beberapa gerakan
yang sulit saya lakukan didalam praktek yoga disana yang paling penting ialah pernafasan,pernafasan
menjadi kunci untuk berhasilnya dalam melakukan yoga tersebut, keringat sayapun
keluar dan agak pusing awalnya setelah beberapa kali melakukan praktek pusing
itupun tidak terasa lagi. Dalam cerita diatas sudah jelas bahwa dalam cerita
itu terdapat praktek-praktek yoga,
1.
Pranamasana
(posisi berdoa)
Berdirilah
yang tegak dengan kedua kaki rapat atau sedikit renggang. Cakupkan kedua
telapak tangan dan letakkan pada dada (Namaskara Mudra) dan hembuskan nafas
dengan kuat. Pertahankan konsentrasi kita pada mudra, tekanan pada kedua belah
tangan dan pengaruh ini pada daerah dada.
2.
Hasta
Uttanasana (Posisi tangan diangkat)
Angkat dan regangkan tangan diats kepala, dengan
telapak tangan menghadap keatas dan lengkungkan punggung dan regangkan seluruh
tubuh. Tarik nafas saat melakukan posisi itu. Regangkan kepala kebelakang dalam
posisi yang senyaman mungkin dan jaga lengkungan punggung diatas.
3.
Padahastasana
(membungkuk hingga mencapai kaki)
Gerakan selanjutnya yaitu, membungkuk kedepan mulai
pinggul. Letakkan tangan pada lantai, masing-masing di samping kaki, dan posisi
kepala sedekat mungkin dengan lutut. Kaki harus tetap lurus. Nafas dihembuskan
pada saat melakukan posisi ini. Pertahankan agar bagian punggung tetap lurus
dengan memfokuskan kesadaran kita pada panggul sebagai titik sumbu peregangan
punggung dan otot-otot kaki.
4.
Asva
Sancalanasana (posisi menunggang kuda)
Letakkan kedua tangan pada kedua sisi kaki, tekuk
lutut kiri sambil menarik kaki kanan sejauh mungkin kebelakang. Jempol kaki
kanan dan lutu menyentuh lantai. Condongkan panggul kedepan, lengkungkan tulang
belakang dan menengadah. Ujung jari menyentuh lantai dan seimbangkan tubuh
kita. Nafas ditarik sementara menarik dada kedepan dan menengadah. Pusatkan
kesadaran kita pada dahi diantara dua alis mata. Kita akan merasakan peregangan
itu dari paha bergerak ke atas tubuh dan menuju pusat alis.
5.
Parvatasana
(posisi Gunung)
Letakkan kaki kiri di belakang dan berdampingan
dengan kaki kanan. Perlahan-lahan angkat pantat ke atas sedikit demi sedikit
dan rendahkan posisi kepala dan letakkan diantara kedua lengan, sehingga tubuh
membentuk segitiga dengan lantai. Gerakan ini dilakukan saat penghembusan
nafas. Letakkan tumit pada lantai. Bungkukkan kepala sejauh mungkin, sehingga
mata memandang lutut. Fokuskan kesadaran anda pada daerah leher.
6.
Astanga
Namaskara (Sujud dengan delapan anggota badan)
Tekuk lutu kelantai dan kemudian letakkan dada dan
dagu kelantai, pertahankan agar pantat tetap berada diatas. Tagan, dagu,dada,
lutut dan jari menyentuh lantai, dan tulang belakang di telungkupkan. Nafas
tetap dalam penghembusan seperti pada posisi 5. Hanya pada tahap inilah
penarikan dan peghembusan nafas berubah bergantian. Fokuskan kesadaran pada
pusat tubuh atau pada otot punggung.
7.
Bhujangasana
( Posisi Ular)
Rendahkan pinggul sementara mendorong dada kedepan
dan keatas dengan bertumpu pada lengan, sampai tulang belakang melengkung dan
kepala menghadap ke atas. Kaki dan perut bagian bawah tetap berada dilantai dan
lengan menyokong tubuh. Nafas ditarik sementara bergerak kedepan dan keatas
menuju posisi tersebut. Pusatkan kesadaran pada dasar tulang belakang, rasakan
ketegangan dari penarikan tubuh kedepan.
8.
Parvatasana
(Posisi Gunung)
Pertahankan agar lengan dan kaki lurus. Sementara
menggunakan bahu sebagai titik putar, angkat pantat dan kelantai dan dorong panggul kedepan.
Lengkungkan tulang belakang dan lihat pada pelaksanaan kembali posisi 4. Nafas
di tarik sementara melakukan posisi ini.
9.
Asva
Sancalanasana (Posisi menunggang kuda)
Tarik kaki kedepan, dan meletakkannya diantara kedua
tangan. Secara perlahan-lahan letakkan lutut kanan ke kaltai dan dorong panggul
kedepan. Lengkungkan tulang belakang dan lihat pada pelaksanaan kembali
kepaosisi 4. Nafas di tarik sementara melakukan posisi ini
.
10. Padahastasana ( Tangan menyentuh
kaki)
Letakkan kaki kanan anda disamping kaki kiri dan
luruskan; tekuk kedepan dan naikkan pantat saat kepala didekatkan pada lutut.
Tangan tetap dilantai disamping kaki. Sama seperti posisi 3. Hembuskan nafas
saat melakukan posisi ini.
11. Hasta Uttanasana ( Posisi
mengangkat tangan)
Angkat bagian atas tubuh,
regangkan tangan diatas kepala. Lengkungkan punggung dan lakukan seperti posisi
2. Tarik nafas sementara melakukan posisi ini.
12. Pranamasana ( Posisi berdoa)
Luruskan tubuh dan cakupkan kedua
tangan di depan dada, seperti pada posisi 1. Hembuskan nafas. ( Svami
satyananda saraswati, 2002 : 16-27 )
Dan juga pada praktek itu juga
mnegatur napas dimana dalam hal praktek pengaturan napas sangat penting
dilakukan agar gerakan-geraakan bisa dilakukan dengan baik. Pranayama ada
hubungannya dengan system pernapasan, yang terbagi dalam dua bidang ; bidang pernapasan
atas dan bidang pernapasan bawah dan garis perpisahan diantara keduanya yaitu
batas bawah dari ujung tengorokan. ( swami satya parkas saraswati. 2005 : 173 )
Penutup
Kesimpulan
Bahwa
dalam kehidupan manusia banyak sekali aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
yoga tanpa kita sadari dan pahami meski aktivitas itu kecil karena didalam yoga
hal terkecil juga disebut yoga misalkan makan itu adalah salah satu yoga,dalam
yoga terdapat konsep karma yoga yang dimana karma yiga itu tertuju dengan
bekerja atau bertindak dimana pekerjaan itu tidak terikat oleh hasil yang
diterima,dan juga dalam yoga ada juga konsep Bhakti yoga yang dimana tertuju
pada rasa kasih sayang yang mendalam kepada tuhan dimana dalam hal ini
merupakan jalan menuju Tuhan tidak hanya itu didalam yoga terdapat
gerakan-gerakan dalam asanas ada dua
belas gerakan yang masing-masing gerakan
memiliki fungsinya dalam melakukan gerakan-gerakan yoga yang paling penting
dilakukan adalah kosentrasi dan pengaturan napas agar gerakan bisa dilakukan
dengan baik.
Daftar Pustaka
Ngurah,
I Gusti Made, Dkk. 2005. Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi.
Surabaya: Paramita.
Sarasvati
Satyananda Svami. 2002. Surya Namaskara. Surabaya: Paramita.
Yayasan
Sanatana Dharmasrama Surabaya, INTI SARI AJARAN HINDU, Paramita Surabaya.
Satya
swami prakasa saraswati,2005. Raja yoga. Surabaya: paramita
Kamejaya,
Gede, 1998. Yoga Kundalini : Cara Untuk mencapai Siddhi dan Moksa. Surabaya :
Paramita
Vivekananda,swami,2008.
Bhakti Yoga ( yoga dari kasih sayang Tuhan ). Surabaya : Paramita
Sivananda,Swami,
1998. Japa Yoga. Surabaya : Paramita: Surabaya
…………………..,1993.
Inti sari ajaran Hindu. Paramita : Surabaya
Titib
I Made.2011. Tri Sandya Sembahyang dan Berdoa. Paramita:Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar