Selasa, 10 Desember 2013

yoga kaitan kehidupan sehari-hari

I.Pendahuluan
Yoga"penyatuan", yang bermakna "penyatuan dengan alam" atau "penyatuan dengan Sang Pencipta". Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan.
Masyarakat global umumnya mengenal Yoga sebagai aktivitas latihan utamanya asana (postur) bagian dari Hatta Yoga. Yoga juga digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif, biasanya hal ini dilakukan dengan latihan pernapasan, olah tubuh dan meditasi, yang telah dikenal dan dipraktekkan selama lebih dari 5000 tahun. Orang yang melakukan tapa yoga disebut yogis, yogin bagi praktisi pria dan yogini bagi praktisi wanita.
Sastra Hindu yang memuat ajaran Yoga, diantaranya adalah Upaishad, Bhagavad Gita, Yogasutra, Hatta Yoga serta beberapa sastra lainnya. Klasifikasi ajaran Yoga tertuang dalam Bhagavad Gita, diantaranya adalah Karma Yoga/Marga, Jnana Yoga/Marga, Bakti Yoga/Marga, Raja Yoga/Marga. Para rsi adalah merek yang menerima wahyu Acarya Upamanya mengtakan : mereka yang karena ketekunannya melatih tapa, menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa disebut rsi ( Nirukta II.11 )
Dari Tuhan yang maha agung dan kepada umat manusia memepersembahkan berbagai yajna dan dari padanya muncul Reg. Veda dan Sama Veda ( Yajur Veda XXX.7). Mereka yang dengan tekun melaksanakan tapa, meditasi yang mendalam, menerima mantra veda atas karunia Yang Maha Agung (Tattiriya Aranyaka II.1). kitab Vedalah yang menjadi sumber ilmu yoga. Yang atas karunia Tuhan menyediakan berbagai metode untuk mencapai penerangan rohani. Metode-metode itu diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan seseorang. Metode itu disebut yoga.
Veda mengajarkan mengajarkan bermacam-macam jenis yoga. Satu jenis yoga sesuai bagi seseorang tapi belum tentu sesuai bagi yang lain. Kesesuaian itu tergantung tingkat perkembangan rohani yang dimiliki seseorang. Yoga harus dilakukan sebagai bhakti kepada tuhan , bukan untuk tujun lain. Juga dengn semadhi yang tinggi seseorang dengan penuh kesadaran akan melihat bahwa dasar azasi segala sesuatu sesungguhya adalah Brahma.
II.Pembahasan
2.1 Kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan yoga
Pengalaman semasih kecil tidak semua yang bisa ku ingat hanya beberapa yang bisa ku ingat. Ketika semasa kecil ku tidak banyak bisa membantu orang tua, ketika saat itu ayah saya menjual dupa kami dan juga di bantu oleh teman-teman membuat dupa dirumah dari ditimbang sampai selesai terkadang saya tidak sampai selesai membantunya karena disuruh oleh orang tua, karena saat kecil kondisi saya tidak cukup baik sehingga tidak dibolehkan untuk terlalu lelah dalam bekerja.ketika saat itu juga saya tidak pernah keluar bermain hanya didalam rumah kadang teman-teman datang kerumah untuk bermain dan juga membuat tugas yang diberikan oleh Guru SD,pada saat malam hari saya dan teman-teman tetangga saya melakukan persembahyangan di Sanggah kami diajak oleh Jro Sedaan ( pemangku perempuan ) untuk sering sembahyang agar kita selalu dilindungi dan selalu ingat pada leluhur katanya,kamipun setiap malam sembahyang kadang kala kami diajak lari pagi kepantai dan langsung melakukan melukat di pantai itupun hanya dilakukan pada saat kami libur. Disaat itu paman juga mengajarkan saya dan kakak untuk melakukan meditasi tapi saat itu saya belum bisa melakukan seperti Beliau,saya dan kakak saya hanya bisa melakukan Tri sandya saja. Seperti halnya anak kecil lainnya saya dan teman-teman saya bermain disekitar pekarangan rumah saja kadang bermain bola kadang pila kami bermain cingklak kadang kala kami juga suka berbuat iseng dengan mencuri rambutan tetangga sebelah selatan sekolah yang pada waktu itu pohon rambutannya agak banyak yang berbuah sehingga kami mencuri beberapa untuk kita makan. Setelah beranjak SD saya dan teman-teman tetap bersama karena tempat sekolah kita lumayan dekat disana kami semua diajarkan untuk melakukan disiplin setiap sebelum masuk kekelas untuk memulai pelajaran kami semua dikumpulkan dihalaman sekolah guna untuk melakukan  puja tri sandya bersama-sama. Hal tersebut kami rutin lakukan sampai kami lulus dari SD dan sampai sekarang kegiatan itu masih dilaksanakan setelah tamat dari SD saya melanjutkan ke jenjang SMP disana banyak teman-teman yang baru didapatkan disaat MOS kami semua mendapatkan tugas untuk menghitung daun pohon beringin dimana saat itu pohon bringinnya masih lumayan kecil tapi daun-daunya sudah banyak yang tumbuh saya dan teman-temanpun teliti untuk menghitung jumlah daun yang diberi waktu Cuma 50 menit tidak hanya itu teman-teman lain pun disuruh menghitung banyang paping yang terpasang di lantai sebelah lapangan dan juag diberi sama dengan ssaya dan teman-teman, setelah selesai waktu yang diberikan kamipun disuruh masuk ke masing-masing kelas untuk melaksanakan puja tri sandya  setelah selesai melakukan puja tri sandya kamipun diberi pengarahan beserta perkenalan awal dengan guru mata pelajaran, setelah itu selesai kamipun pulang dengan jalan kaki dengan teman-teman dijalan kami saling canda tawa bersama,satu persatu teman sudah pada dirumah tinggal saya dan satu teman saya yang berjalan ,maklum tempat sekolahnya lumayan jauh dari tempat tinggal saya , sayapun sudah sampai dirumah tinggal teman saya yang satu itu belum sampai dirumah.setelah samapi dirumah seperti biasa pertama mengganti pakaian setelah itu mencuci tangan sebelum memulai makan sehabis makan saya langsung istirahat karena dilarang untuk keluar bermain pada saat siang hari agar kondisi badan tidak sakit akhirnya sayapun istirahat, sore harinya saya diajak untuk lari kepantai bersama teman-teman dan juga tak lupa membawa bola,dan kamipun mbermain bola dipantai setelah menjelang malam kamipun bergegas untuk pulang dengan memotong jalan kamipun melalui persawahan untuk cepat tiba dirumah, malam pun sudah tiba saya ikut  membantu bibi saya untuk membawa jamu kepasar meski yang aku bawa hanya air yang ditempatkan dijirigen kecil,setelah itu saya dicari dan diajak untuk sembahyang disanggah tetangga yang sebaya saya juga diajak agar kita terbiasa untuk sembahyang kata Sang Jro Sedaan, kamipun melakukan persembahyangan setelah melakukan persembahyangan kami duduk dan bercanda di jeroan dan kamipun diajak untuk selaludan setiap malam melakukan persembahyangan disanggah sejak hari itu kamipun melakukan persembahyangan,apabila Jro Sedaan tidak bisa sembahyang kamipun tidak melakukan karena kami masih takut karena gelap. Setelah hari berganti dengan hari ketika hari raya Siwa Ratri tiba kami semua bersembahyang disekolah setelah persembahyangan usai kamipun pulang dan berhubung pulangnya tidak terlalu siang kamipun berencana untuk berkunjung kerumah teman dan pada saat itu kami bermain PlayStation disuatu tempat yang menyewakan PS itu disana kami bermain dengan senang dan juga tertawa, hal yang menyenangkan ketika bersama mereka berkumpul dan canda tawa, pada sore harinya saya dan teman-teman diajak untuk mandi kepantai oleh Ayah saya sehinggah kami bonceng 3 kami merasa senang karena ketika Ayah saya tidak kerja atau libur kami tetap diajak mandi dilaut. Ketika hari minggu saya ,teman,ibu,kakak,nenek,ayah dan tetangga bersama-sama untuk bekerja pada saat itu Ayah saya mempunyai kerja sambilan yaitu menjual Dupa kami semua dari pagi sampai sore mengerjakan hal itu diawali dengan membersihkan debu dupa sampai pada akhir menyoder dan ditaruh ditempatnya pekerjaan itu dilakukan bersama-sama,setelah malam hari kami dan Jro Sedaan melakukan persembahyangan sedikit yang ikut dalam persembahyangan disanggah karena semua melakukan siwa ratri di pura dalem sehingga sedikit yang ikut ,pada saat itu saya tidak tahu betul akan pelaksanaan Siwa Ratri itu kamipun melaksanakan meditasi seampai tengah malam karena saya tak kuat bergadang dan juga keadaan saya lagi sakit-sakitan saya disuruh pulang agar tidak menagalami sakit karena bergadang dan juga masuk angin, saya pun pulang diantar meski rumahnya dekat tapi merasa takut juga untuk pulang. Hari-haripun berlaku menginjak keals 3 SMP hal paling menyakitkan pun terjadi dimana saat itu Kami sekeluarga ditinggalkan oleh Ayah tercinta kami dan kerabat-kerabat dan tetamn-teman Ayah merasa tak percaya bahwa Beliau sudah meninggal hal itu membuat saya sedih hal pertama yang membuat air mata terjatuh adalah kepergian Ayah tidak aku sangka  Ayah pergi secepat itu baru sore hari kami diajak lagi untuk mandi dipantai tidak ada tanda-tanda apa, pada malam harinya Ayah dan tetangga duduk didepan rumah untuk menggobrol dan tertawa pada saat itu saya ada dikamar sedang belajar dengan kakak laki-laki saya dan pada saat itu adik perempuan saya masih kecil, Beliaupun menghembuskan nafas terakhir didalam perjalanan kerumah sakit, Beliau sempat untuk mencakupkan tangan untuk berdoa sebelum Beliau meninggal. Hari-hari kami sekeluarga lalui tanpa seorang Ayah seperti kursi tanpa satu kaki shock dan rasa kehilanganpun masih terasa seperti Beliau tidak pernah meninggal,setelah lulus SMP sayapun lanjut ke SMA disana seperti biasa pada saat MOS banyak kegeiatan dan hukuman yang berjalandan juga pada saat-saat hari raya Keagamaan berlangsung dengan baik meski dalam hal itu dihendel oleh osis dan saya kurang pekak membantu dalam upacara itu saya hanya ikut persembahyangan setelah selesai upacara itu saya langsung pulang, setelah hari-hari berlanjut sudah lama baru saya bisa sembahyang di pelinggih-pelinggih yang ada disekolah bersama teman-teman hal itu rutin saya lakukan dengan teman-teman dikelas sebelum memulai pelajaran kami melakukan Puja Tri Sandya, ketika tiba hari Saraswati kami melakukan persembahyangan bersama disekolah sebelum berangkat kesekolah terlebih dahulu saya sembahyangi buku-buku karena setahu saya dulu bahwa dalam hari saraswati itu tidak boleh lewat siang hari sehingga saya melakukan pada pagi hari karena persembahyangan disekolah pasti selesai siang hari dan jarak tempuh juga jauh mengigat pada waktu itu saya hanya naik bemo, setelah selasai sembahyang di buku-buku baru sembahyang dan memohon keselamatan di Jro Gede agar selalu dilindungi kemanapun berpergian. Hari demi hari kegiatan itu saya lakukan ditambah lagi sering bercanda dengan teman-teman sekelas maupun lain kelas. Hari raya siwa ratri hari dimana saya melakukan meditasi dengan jro sedan disanggah sebelum melakukan meditasi kami melakukan persembahyangan dari puja tri sandya sampai kramaning sembah setelah hal itu selesai baru kami melakukan meditasi pada saat itu saya hanya bisa ikut sampai jam 3 pagi karena sudah terasa ngantuk jadi saya putuskan untuk mepamit pulang dan tidur. Setalah hari berlalu sebelum kelulusan kami melakukan tirtha yatra kepura-pura kami merasa senang hal itu dan juga merasa sedih karena ketika kelulusan kitak tidak pernah bertemu lagi, hari liburpun di isi dengan diam dirumah sorenya hanya bersih-bersih dirumah dan juga berkunjung kerumah teman lama.
Setelah beberapa lama saya pun melamar di IHDN dan pada hari tertentu untuk bisa masuk ke IHDN akan diselenggarakan test dan  psikotest,saya dirumah mempersiapkan materi untuk test tersebut,setelah hal itu selesai barulah pengumuman dan saya diterima setelah itu  saya mengikuti masayu/OKK dibangli tepatnya didesa KUBU disana kami tidak melakukan hal-hal yang berat halnya duduk mendengar pemaparan dan juga terkadang ada hiburan tidak hanya itu terkadang melakukan pembersihan diarea kampus disana pada senja hari kami melakukan persembahyangan dipura sebelah utara.
Masa masayupun selesai dilaksanakan sebelum kami melakukan pelajaran dikaampus terlebih dahulu kami melakukan pewintenan saraswati dipura Melanting. Mewintenpun selesai dan keesokan harinya kamipun memulai belajar meski tidak seefektif mungkin, baru beberapa hari kuliah saya disuruh ikut pawai itu pertama kalinya saya ikut kegiatan seperti itu dari hal itu saya menjadi senang dan dari hal itu juga saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dikampus baik menjadi peserta maupun menjadi panitia meskipun terasa capek akan tetapi rasa itu hilang berkat rasa senang mengikuti kegiatan-kegiatan itu baik dalam proses maupun hari H-nya tiba tidak hanya itu disana juga ada beberapa UKM dulunya saya ikut dalam UKM dharmagita selang beberapa lama UKM itupun fakum dan saya tidak mengikuti salah satu UKM lagi beberapa lama saya ikut dalam UKM upakara meski saya tidak bisa dan tidak tahu tentang upacara tapi niat saya hanya membantu apa yang saya bisa ditambah juga belajar yang tidak bisa menjadi agak bisa sampai akhirnya saya menyukai hal itu. dalam hari-hari yang saya lalui banyak hal yang tidak baik burupa rasa cemas yang selalu ada dipikiran dan jug rasa takut akan sesuatu sehingga membuat gelisah dan semua menjadi serba salah dalam melakukan sesuatu hal dan juga pada saat pulang dari kampus setelah mengikuti latihan gerak jalan putra menabrak batu ditengah jalan untungnya keseimbangan ketika itu baik sehingga tidak jatuh hanya rasa takut dan gemetar yang terasa pada saat itu. setelah hal itu ketika hal yang baru mengampiriku dimana saya dan teman-teman disuruh untuk berlatih nari Baris Gede,kita akan melakukan Ngayah di Batalion Pasuruan saya merasa senang dn juga tantangan karena baru kali ini disuruh menari ketika saat itu kami bersepuluh setiap sore latihan dikampus agar gerakan itu bisa hafal sebelum kami melakukan latihan terlebih dahulu melakukan persembahyangn agar latihan berjalan dengan lancar, ketika H-1 kami yang ikut-ikut kepasuruan melakukan persembahyangan dipura dalem banyuning setelah selesai latihan dikampus.keesokan harinya tepat sore hari kamipun berangkat beberapa hari diperjalanan akhirnya kamipun tiba dibatalion dan pada pagi hari kami semua ikut ngayah dipura yang terdapat di batalion tersebut sambil latihan untuk nanti malamnya.
            Di kampus juga dapat mata kuliah yoga dimana ketika dapat yoga yang kedua pada pertengahan kamipun mendapat praktek yoga pada awalnya saya pesimis akan melakukan karena melihat gerakannya yang sulit dilakukan dan pada akhirnya saya senang meski ada beberapa gerakan yang sulit saya lakukan didalam praktek yoga disana yang paling penting ialah pernafasan,pernafasan menjadi kunci untuk berhasilnya dalam melakukan yoga tersebut, keringat sayapun keluar dan agak pusing awalnya setelah beberapa kali melakukan praktek pusing itupun tidak terasa lagi.

2.2 Ulasan mengenai kehidupan kesharian dalam ajaran Yoga
Ketika semasa kecil ku tidak banyak bisa membantu orang tua, ketika saat itu ayah saya menjual dupa kami dan juga di bantu oleh teman-teman membuat dupa dirumah dari ditimbang sampai selesai terkadang saya tidak sampai selesai membantunya karena disuruh oleh orang tua, karena saat kecil kondisi saya tidak cukup baik sehingga tidak dibolehkan untuk terlalu lelah dalam bekerja. Dalam cerita diatas dapat juga dikaitkat kedalam karma yoga dan bhakti yoga,karena dalam pengalan cerita diatas adalah melakukan suatu pekerjaan dan juga rasa bhakti kepada Orang Tua karena sudah membantu pekerjaannya dari awal sampai akhir.karena Karma Yoga itu adalah  jalan kegiatan yaitu jalan pelayanan tanpa pamrih, yang membawa pencapaian Tuhan melalui kerja tanpa pamrih. Karma yoga mengajarkan kepada kita bagaimana bekerja demi untuk kerja itu sendiri yaitu tak terikat. Dan bagaimana mempergunakan sebagian besar tenaga kita untuk keuntungan yang terbaik, (  Sri Svami sivananda 1993 : 127 ). Sedangkan Bhakti Yoga adalah kasih saying yang mendalam kepada Tuhan ,yang merupakan jalan kepatuhan atau bhakti. Bhakti merupakan satu ilmu spiritual terpenting,karena mereka yang memiliki rasa cinta kepada Tuhan, tak ada tujuan yang benar kecuali kasih sayang  dari penyembah  kepada Tuhan, (  Sri Svami sivananda 1993 : 130 ).
pada saat malam hari saya dan teman-teman tetangga saya melakukan persembahyangan di Sanggah kami diajak oleh Jro Sedaan ( pemangku perempuan ) untuk sering sembahyang agar kita selalu dilindungi dan selalu ingat pada leluhur,kamipun setiap malam sembahyang kadang kala kami diajak lari pagi kepantai dan langsung melakukan melukat di pantai itupun hanya dilakukan pada saat kami libur. Didalam pengalan cerita diatas juga dapat dikaitkan dengan bhakti yoga karena disana melakukan persembahyangan tidak hanya itu disana juga terdapat pranayama atau pengaturan nafas ketika sembahyang kita akan mengatur nafas dan juga ketika melakukan lari kita juga mengatur nafas kita agar tidak terasa lelah, dalam buku Bhakti yoga dijelaskan bahwa bhakti yoga itu adalah ilmu tentang tingkatan kasih yang tertinggi. Ini menunjukkan pada kita bagaimana cara mengarahkannya; menunjukkan cara mengendalikannya, bagaimana mengaturnya. ( Svami Vivekananda, 2008 : 56 ).
Dan dari semua itu hasil yang paling tinggi dan teragung adalah spiritual. Pranayama atau pengaturan nafas memberikan ketenangan dan kemantapan pikiran serta kesehatan yang baik. Pranayama ada hubungannya dengan system pernapasan, yang terbagi dalam dua bidang ; bidang pernapasan atas dan bidang pernapasan bawah dan garis perpisahan diantara keduanya yaitu batas bawah dari ujung tengorokan. ( swami satya parkas saraswati. 2005 : 173 )

 Bernapas melalui hidung  tidak hanya menyaring, melembabkan dan menghangatkan udara yang melalui paru-paru,tetapi juga melancarkan aliran energy vital di dalam tubuh. Selama berlatih asanas, selalu diusahakan bernapas dalam dan halus melalui hidung. (Gede kamajaya 1998 : 20 )
setelah malam hari kami dan Jro Sedaan melakukan persembahyangan sedikit yang ikut dalam persembahyangan disanggah karena semua melakukan siwa ratri di pura dalem sehingga sedikit yang ikut ,pada saat itu saya tidak tahu betul akan pelaksanaan Siwa Ratri itu kamipun melaksanakan meditasi seampai tengah malam karena saya tak kuat bergadang dan juga keadaan saya lagi sakit-sakitan saya disuruh pulang agar tidak menagalami sakit karena bergadang dan juga masuk angin, saya pun pulang diantar meski rumahnya dekat tapi merasa takut juga untuk pulang. Dalam pengalan cerita diatas dapat dikaitkan dalam yoga dimana pada sub materi japa yoga dan juga awidya,dimana pada saat melaksanakan siwa ratri kita juga melaksanakan japa ataupun bermeditasi, dalam buku japa yoga dijelaskan bahwa japa adalah sebuah mantra dapat membawa para praktisi merealisasikan tujuan tertingginya walaupun ia tidak mengetahui makna yang terkandung dalam mantra tersebut. Pengulangan mantra melenyapkan kekotoran pikiran seperti nafsu, kemarahan, ketamakan, dan sebagainya.( swami sivananda 1998 :7 ). Dan awidya atau ketidaktahuan terdiri atas pengakuan dan penerimaan kebenaran hal-hal yang tidak benar.  ( swami satya parkas saraswati. 2005 : 25 )
Berlaku menginjak keals 3 SMP hal paling menyakitkan pun terjadi dimana saat itu Kami sekeluarga ditinggalkan oleh Ayah tercinta kami dan kerabat-kerabat dan tetamn-teman Ayah merasa tak percaya bahwa Beliau sudah meninggal hal itu membuat saya sedih hal pertama yang membuat air mata terjatuh adalah kepergian Ayah tidak aku sangka  Ayah pergi secepat itu baru sore hari kami diajak lagi untuk mandi dipantai tidak ada tanda-tanda apa, pada malam harinya Ayah dan tetangga duduk didepan rumah untuk menggobrol dan tertawa pada saat itu saya ada dikamar sedang belajar dengan kakak laki-laki saya dan pada saat itu adik perempuan saya masih kecil, Beliaupun menghembuskan nafas terakhir didalam perjalanan kerumah sakit, Beliau sempat untuk mencakupkan tangan untuk berdoa sebelum Beliau meninggal. Hari-hari kami sekeluarga lalui tanpa seorang Ayah seperti kursi tanpa satu kaki. shock dan rasa kehilanganpun masih terasa seperti Beliau tidak pernah meninggal. Dari petikan cerita diatas dapat dikaitkan dalam yoga dimana perasaan yang tidak baik yaitu kesedihan atau kebingungan yang diaman didalam yoga disebut dengan klesa. Menurut Patanjali, Awidya (kebodohan), Asmita (keakuan), raga dwesa (keinginan dan anti pati, atau suka dan tidak suka) dan Abhiniwesa (ketergantungan terhadap kehidupan duniawi) 5 klesa besar atau mala petaka. ( swami satya parkas saraswati. 2005 :26 )
Baru beberapa hari kuliah saya disuruh ikut pawai itu pertama kalinya saya ikut kegiatan seperti itu dari hal itu saya menjadi senang dan dari hal itu juga saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dikampus baik menjadi peserta maupun menjadi panitia meskipun terasa capek akan tetapi rasa itu hilang berkat rasa senang mengikuti kegiatan-kegiatan itu baik dalam proses maupun hari H-nya. Dapat dikaitkan cerita diatas dengan karma marga dan bhakti marga karena dalam melakukan kegiatan itu tidak merasa terikat atau terbebani dan juga tulus untuk bhakti kepada Tuhan dan bhakti kepada dosen, Bhakti yoga dijelaskan bahwa bhakti yoga itu adalah ilmu tentang tingkatan kasih yang tertinggi. Ini menunjukkan pada kita bagaimana cara mengarahkannya; menunjukkan cara mengendalikannya, bagaimana mengaturnya. ( Svami Vivekananda, 2008 : 56)
Karma yoga mengajarkan kepada kita bagaimana bekerja demi untuk kerja itu sendiri yaitu tak terikat. Dan bagaimana mempergunakan sebagian besar tenaga kita untuk keuntungan yang terbaik, (  Sri Svami sivananda 1993 : 127 ).
setelah hal itu ketika hal yang baru mengampiriku dimana saya dan teman-teman disuruh untuk berlatih nari Baris Gede,kita akan melakukan Ngayah di Batalion Pasuruan saya merasa senang dn juga tantangan karena baru kali ini disuruh menari ketika saat itu kami bersepuluh setiap sore latihan dikampus agar gerakan itu bisa hafal sebelum kami melakukan latihan terlebih dahulu melakukan persembahyangn agar latihan berjalan dengan lancar, ketika H-1 kami yang ikut-ikut kepasuruan melakukan persembahyangan dipura dalem banyuning setelah selesai latihan dikampus.keesokan harinya tepat sore hari kamipun berangkat beberapa hari diperjalanan akhirnya kamipun tiba dibatalion dan pada pagi hari kami semua ikut ngayah dipura yang terdapat di batalion tersebut sambil latihan untuk nanti malamnya karena Karma Yoga itu adalah  jalan kegiatan yaitu jalan pelayanan tanpa pamrih, yang membawa pencapaian Tuhan melalui kerja tanpa pamrih. Karma yoga mengajarkan kepada kita bagaimana bekerja demi untuk kerja itu sendiri yaitu tak terikat. Dan bagaimana mempergunakan sebagian besar tenaga kita untuk keuntungan yang terbaik, (  Sri Svami sivananda 1993 : 127 ).
            Di kampus juga dapat mata kuliah yoga dimana ketika dapat yoga yang kedua pada pertengahan kamipun mendapat praktek yoga pada awalnya saya pesimis akan melakukan karena melihat gerakannya yang sulit dilakukan dan pada akhirnya saya senang meski ada beberapa gerakan yang sulit saya lakukan didalam praktek yoga disana yang paling penting ialah pernafasan,pernafasan menjadi kunci untuk berhasilnya dalam melakukan yoga tersebut, keringat sayapun keluar dan agak pusing awalnya setelah beberapa kali melakukan praktek pusing itupun tidak terasa lagi. Dalam cerita diatas sudah jelas bahwa dalam cerita itu terdapat praktek-praktek yoga,
1.      Pranamasana (posisi berdoa)
            Berdirilah yang tegak dengan kedua kaki rapat atau sedikit renggang. Cakupkan kedua telapak tangan dan letakkan pada dada (Namaskara Mudra) dan hembuskan nafas dengan kuat. Pertahankan konsentrasi kita pada mudra, tekanan pada kedua belah tangan dan pengaruh ini pada daerah dada.
2.      Hasta Uttanasana (Posisi tangan diangkat)
Angkat dan regangkan tangan diats kepala, dengan telapak tangan menghadap keatas dan lengkungkan punggung dan regangkan seluruh tubuh. Tarik nafas saat melakukan posisi itu. Regangkan kepala kebelakang dalam posisi yang senyaman mungkin dan jaga lengkungan punggung diatas.
3.      Padahastasana (membungkuk hingga mencapai kaki)
Gerakan selanjutnya yaitu, membungkuk kedepan mulai pinggul. Letakkan tangan pada lantai, masing-masing di samping kaki, dan posisi kepala sedekat mungkin dengan lutut. Kaki harus tetap lurus. Nafas dihembuskan pada saat melakukan posisi ini. Pertahankan agar bagian punggung tetap lurus dengan memfokuskan kesadaran kita pada panggul sebagai titik sumbu peregangan punggung dan otot-otot kaki.
4.      Asva Sancalanasana (posisi menunggang kuda)
Letakkan kedua tangan pada kedua sisi kaki, tekuk lutut kiri sambil menarik kaki kanan sejauh mungkin kebelakang. Jempol kaki kanan dan lutu menyentuh lantai. Condongkan panggul kedepan, lengkungkan tulang belakang dan menengadah. Ujung jari menyentuh lantai dan seimbangkan tubuh kita. Nafas ditarik sementara menarik dada kedepan dan menengadah. Pusatkan kesadaran kita pada dahi diantara dua alis mata. Kita akan merasakan peregangan itu dari paha bergerak ke atas tubuh dan menuju pusat alis.
5.      Parvatasana (posisi Gunung)
Letakkan kaki kiri di belakang dan berdampingan dengan kaki kanan. Perlahan-lahan angkat pantat ke atas sedikit demi sedikit dan rendahkan posisi kepala dan letakkan diantara kedua lengan, sehingga tubuh membentuk segitiga dengan lantai. Gerakan ini dilakukan saat penghembusan nafas. Letakkan tumit pada lantai. Bungkukkan kepala sejauh mungkin, sehingga mata memandang lutut. Fokuskan kesadaran anda pada daerah leher.
6.      Astanga Namaskara (Sujud dengan delapan anggota badan)
Tekuk lutu kelantai dan kemudian letakkan dada dan dagu kelantai, pertahankan agar pantat tetap berada diatas. Tagan, dagu,dada, lutut dan jari menyentuh lantai, dan tulang belakang di telungkupkan. Nafas tetap dalam penghembusan seperti pada posisi 5. Hanya pada tahap inilah penarikan dan peghembusan nafas berubah bergantian. Fokuskan kesadaran pada pusat tubuh atau pada otot punggung.

7.      Bhujangasana ( Posisi Ular)
Rendahkan pinggul sementara mendorong dada kedepan dan keatas dengan bertumpu pada lengan, sampai tulang belakang melengkung dan kepala menghadap ke atas. Kaki dan perut bagian bawah tetap berada dilantai dan lengan menyokong tubuh. Nafas ditarik sementara bergerak kedepan dan keatas menuju posisi tersebut. Pusatkan kesadaran pada dasar tulang belakang, rasakan ketegangan dari penarikan tubuh kedepan.
8.      Parvatasana (Posisi Gunung)
Pertahankan agar lengan dan kaki lurus. Sementara menggunakan bahu sebagai titik putar, angkat pantat dan  kelantai dan dorong panggul kedepan. Lengkungkan tulang belakang dan lihat pada pelaksanaan kembali posisi 4. Nafas di tarik sementara melakukan posisi ini.

9.      Asva Sancalanasana (Posisi menunggang kuda)
Tarik kaki kedepan, dan meletakkannya diantara kedua tangan. Secara perlahan-lahan letakkan lutut kanan ke kaltai dan dorong panggul kedepan. Lengkungkan tulang belakang dan lihat pada pelaksanaan kembali kepaosisi 4. Nafas di tarik sementara melakukan posisi ini
.
10.  Padahastasana ( Tangan menyentuh kaki)
Letakkan kaki kanan anda disamping kaki kiri dan luruskan; tekuk kedepan dan naikkan pantat saat kepala didekatkan pada lutut. Tangan tetap dilantai disamping kaki. Sama seperti posisi 3. Hembuskan nafas saat melakukan posisi ini.

11.  Hasta Uttanasana ( Posisi mengangkat tangan)
Angkat bagian atas tubuh, regangkan tangan diatas kepala. Lengkungkan punggung dan lakukan seperti posisi 2. Tarik nafas sementara melakukan posisi ini.

12.  Pranamasana ( Posisi berdoa)
Luruskan tubuh dan cakupkan kedua tangan di depan dada, seperti pada posisi 1. Hembuskan nafas. ( Svami satyananda saraswati, 2002 : 16-27 )
Dan juga pada praktek itu juga mnegatur napas dimana dalam hal praktek pengaturan napas sangat penting dilakukan agar gerakan-geraakan bisa dilakukan dengan baik. Pranayama ada hubungannya dengan system pernapasan, yang terbagi dalam dua bidang ; bidang pernapasan atas dan bidang pernapasan bawah dan garis perpisahan diantara keduanya yaitu batas bawah dari ujung tengorokan. ( swami satya parkas saraswati. 2005 : 173 )





Penutup
Kesimpulan
Bahwa dalam kehidupan manusia banyak sekali aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan yoga tanpa kita sadari dan pahami meski aktivitas itu kecil karena didalam yoga hal terkecil juga disebut yoga misalkan makan itu adalah salah satu yoga,dalam yoga terdapat konsep karma yoga yang dimana karma yiga itu tertuju dengan bekerja atau bertindak dimana pekerjaan itu tidak terikat oleh hasil yang diterima,dan juga dalam yoga ada juga konsep Bhakti yoga yang dimana tertuju pada rasa kasih sayang yang mendalam kepada tuhan dimana dalam hal ini merupakan jalan menuju Tuhan tidak hanya itu didalam yoga terdapat gerakan-gerakan  dalam asanas ada dua belas gerakan yang masing-masing  gerakan memiliki fungsinya dalam melakukan gerakan-gerakan yoga yang paling penting dilakukan adalah kosentrasi dan pengaturan napas agar gerakan bisa dilakukan dengan baik.











Daftar Pustaka

Ngurah, I Gusti Made, Dkk. 2005. Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Paramita.
Sarasvati Satyananda Svami. 2002. Surya Namaskara. Surabaya: Paramita.
Yayasan Sanatana Dharmasrama Surabaya, INTI SARI AJARAN HINDU, Paramita Surabaya.
Satya swami prakasa saraswati,2005. Raja yoga. Surabaya: paramita
Kamejaya, Gede, 1998. Yoga Kundalini : Cara Untuk mencapai Siddhi dan Moksa. Surabaya : Paramita
Vivekananda,swami,2008. Bhakti Yoga ( yoga dari kasih sayang Tuhan ). Surabaya : Paramita
Sivananda,Swami, 1998. Japa Yoga. Surabaya : Paramita: Surabaya
…………………..,1993. Inti sari ajaran Hindu. Paramita : Surabaya
Titib I Made.2011. Tri Sandya Sembahyang dan Berdoa. Paramita:Surabaya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar