MEMAKNAI HARI
RAYA SARASWATI
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Oleh
Kadek Handara
ABSTRAK
Ilmu
pengetahuan merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh setiap manusia .
tanpa ilmu pengetahuan, maka manusia adalah kehancuran itu sendiri. Pentingnya
ilmu pengetahuan dengan jelas disebutkan dalam Bhagavad Gita yang antara alin
menyebutkan bahwa lautan dosa bisa disebarngi dengan ilmu pengetahuan .
Manusia
ibarat segumpalan tanah, bila tidak mengandung cukup air, maka tanah tersebut
akan tercerai berai menjadi debu. Namun bila diberikan air melebihi kapasitas
tampungannya, maka tanah itu akan hancur
( terlarut ) juga. Jadi pengetahuan yang perlu dimiliki masing-masing
individu manusiapun harus sesuai dengan daya tamping individu yang
bersangkutan. ( warta hindu,1994 : 28)
1.Pendahuan
Hari
raya saraswati merupakan hari dimana turunnya ilmu pengetahuan ke dunia. Hari
raya saraswati ini juga bisa disebut dengan hari piodalan Aji Saraswati yang
jatuh pada enam bulan sekali atau dalam kurun waktu 210 hari yaitu dalam
penanggalan sasih Saniscara Umanis wuku Watugunung. Dalam hal ini semua umat
hindu mengadakan pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam fungsi
sebagai fungsi beliau sebagai penurun ilmu pengetahuan.
Dimana
bila dilihat dalam kata saraswati, kata saraswati itu berasal dari dua urat kata “saras” dan “wati”. Kata
Sara itu juga berasal dari kata “sr” yang memiliki arti mengalir dan melahirkan
sedangkan kata wati itu berarti memiiki sifat. Jadi saraswati itu adalah
memiliki sifat yang mengalir dan melahirkan.
Dewi Saraswati memiliki sifat mengalir dan melahirkan berbagai macam
pengetahuan di dunia ini , dewi saraswati juga dewanya ilmu pengetahuan atau
weda, sehingga sering disebut sebagai “ Dewaning Pangeruh” selain itu dewi
saraswati juga mempunyai gelar : dewa
kecerdasan, dewa kepujanggaan dan dewa kesarjanaan. Dengan adanya ilmu
pengetahuan segala bentuk penderitaan yang ditimbulkan oleh kegelapan atau
avidya sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk meningkatkan kualitas
hidup.
Dalam
hal ini umat hindu menjadikan hari raya saraswati sebagai hari yang khusus untuk menghormati
dan mengagungkan Tuhan sebagai pencipta ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
itu harus disangga dengan sikap
mental yang mulia agar ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jika ilmu pengetahuan itu
tidak disadari oleh moral yang baik,
maka sia-sialah ilmu pengetahuan itu seperti yang terdapat dalam kitab
Sārasmuscaya 350 sebagai berikut :
Kapāle
yadvadāpah syuh cvadrtu vāyathāa payah,ācrayasthānadosena
vrtahīne tathā srutam.Sangskepa Sang Hyang Aji, yar unggu ring dursila, wyartha
sira mari pawitra, kadyangganing wwai munggu ring cwadri kunang, drti ngaranya
kuliting wiwi sinasat, ginawe baladewa, pinaka pangaswana, yan kulitning crgala
kunang ,ginawe pangaswan kunang, yatika swadrti ngaranya, ikang wwai
makabhajana mangkana, kapana tikan sucya, kahawa dening sthanadosa, magkana ta
sang aji, yar unggu irikang wwang dursila,wyartha sira,apan ta pagawe
kapāwanan.
Artinya
:
Singkatnya bila ilmu pengetahuan itu
berada itu berada pada orang yang buruk budi, sia-sialah ia, hilang
kesuciannya, seperti halnya air dalam tengkorak atau dalam swadrti/kulit
kambing yang dikupas bulunya dibuat kantong untuk tempat air pembasuh. Itulah
swadrti namanya air yang ditaruh dalam bejana yang demikian, dimana mungkin
akan suci, sebab ditulari oleh noda tempatnya. Demikian pula halnya ilmu
pengetahuan itu bila berada pada orang buruk budi, sia-sialah ia, karena tidak
akan membawa kerahayuan.
Bagi
orang yang arif bijaksana,pelajar dan kaum cendikiawan, hari raya
saraswati itu merupakan hari yang sangat
penting untuk memuja kebesaran Tuhan atas anugrah-Nya berupa ilmu pengetahuan.
Tanpa ilmu pengetahuan manusia tidak akan dapat menciptakan sesuatu.
Tidak
saja dalam kitab Sārasmuscaya saja terdapat tentang saraswati akan tetapi banyak kitab yang
menyatakan tentang saraswati salah satunya kitab Manawadharma Śastra yang
menyebutkan tentang saraswati sebagai berikut :
Dharmānusthanana
yogya deśanaha
Saraswatī
drsadvatyor
Daivanadyor
yad antaram,
tam
devanirmitam deśam
Brahmāvartam
pracaksate
(Manawadharma Śastra
II.17)
Arinya :
Kawasan wilatah yang terletak di
antara sungai suci Saraswati dan Drsadvati, Negara yang dibangun para deva itu
disebut Brahmavarta oleh para maha Rsi.
2. Lambang dan
Arti
Dalam
hal ini kita sudah mengetahui akan hari raya saraswati itu adalah hari dimana
ilmu pengetahuan itu turun,dimana dapat kita lihat lambang dari Saraswati itu
adalah seoramg dewi yang teramat cantik dan memegang atribut-atribut yang
sangat memiliki makna yang dalam disamping itu dewi saraswati didampingi oleh 1
ekor merak dan 1 ekor angsa dimana kedua itu sama,memiliki makna, dewi
saraswati digambarkan sesosok yang amat cantik sehingga orang suka akan melihat
dan ingin mengejarnya begitu juga halnya ilmu pengetahuan memiliki sifat yang
cantik dan membuat orang suka mengejar ilmu pengetahuan tersebut karena bila
kita berhasil mendapatkan ilmu pengetahuan itu kita akan terasa bahagia dan
terasa senang. Selain itu dewi saraswati itu memiliki tangan yang jumlahnya
empat dimana dalam pemaknaan tangan empat yang dimiliki oleh dewi saraswati
adalah melambangkan penguasa kitab suci veda ( catur veda ) dan atribut yang
dibawanya ialah
1. Genitri
yang melambangkan bahwa pengetahuan itu tidak habis-habisnya dipelajari dan
juga ilmu pengetahuan itu tidak berawal dan tidak berakhir.
2. Keropak yang melambangkan dari sumber ilmu
pengetahuan.
3. Wina/rebab
yang melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu berisi unsure seni yang tinggi, dapat menumbuhkan perasaan yang
halus.
4. Teratai
yang melambangkan ilmu pengetahuan itu sangat suci.
5. Angsa
yang melambangkan ilmu pengetahuan itu dapat memberikan kebijaksanaaan bagi
pemiliknya, untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
6. Merak
yang melambangkan bahwa ilmu pengetahuan tersebut dapat memberikan kewibawaan
bagi orang yang menguasainya.
Itulah
atribut yang dibawa oleh dewi saraswati yang memiliki makna yang sanagt
baik, dari arti dari atribut itu
hendaknya kita sebagai manusia haruslah selalu mengejar dan juga kita harus
berpengetahuan karena tanpa pengetahuan kita tidak bisa melakukan hal yang
membantu dan pikiran kita tidak akan bisa berpikir yang baik, dalam sabda Si
Krsna kepada Arjuna “bahwa Pengetahuan ibarat sinar yang menerangi
kegelapan,apabila pengetahuan menyinari maka kegelapan akan sirna dan
pengetahuan itu adalah sinar maka raihlah” dari petikan itu kita bisa melihat
bahwa pengetahuan adalah sinar pencerah bagi kita agar kita bisa lebih
baik dalam berpikir,berkata,dan berbuat
dalam kehidupan ini dan juga pikiran kita tidak akan tersesat apabila
pengetahuan menyinarinya.
Kita
sebagai manusia hendaknya terus mengejar ilmu pengetahuan itu karena kita
sebagai generasi muda harus selalu mencari ilmu pengetahuan karena pikiran kita
masih tajam,pikiran kita ibarat pohon ilalang yang masih muda dan masih tajam
sehingga sanggup untuk menggali pengetahuan itu, jangan sampai kita sebagai
manusia tidak memiliki ilmu pengetahuan apabila kita tidak memiliki ilmu
pengetahuan maka kita tidak akan berguna,seperti cerita pewayangan disana
dijelaskan bahwa manusia itu tidak memilki ilmu pengetahuan maka orang tersebut
sama halnya bunga pohon kepah yang tumbuh dipura Dalem, bunga pohon tersebut
sangatlah bagus warnanya menarik akan tetapi bunga tersebut tidak bisa
digunakan dalan upacara yajna begitu halnya dengan kita sebagai manusia apabila
kita tidak memiliki ilmu pengetahuan meskipun kita ganteng ataupun cantik kita
tidak akan berguna didalam keluarga maupun dimasyarakat.
Ilmu pengetahuan itu juga disebut
dengan obor kehidupan, didalam slokāntara dijelaskan di Śloka 29 yaitu :
Śatrantadāpīwa
waśānprakāśāt,
mudhasya
santosa ewam latabhah,
sa
kaṭore kumbha matonyawetti,
dījñānadipāh
kutah ewa drstah
Artinya :
ilmu itu bersinar diwajah orang bijaksana.
Orang bodoh itu sebagai tumbuhan menjalar, ilmu itu bagai orang bijaksana,
tersimpan dalam hati, sebagai lampu dalam periuk, merupakan obor kehidupannya.
Dari
sloka diatas bahwa Orang yang berilmu tetapi tidak menggembar-gemborkan
kepandaimmya itu sama dengan api di dalam belanga. Kelihatannya kotor,tetapi
isinya ialah sumber cahaya yang dapat member sinar dijalan menuju ketinggian
cita-cita. Tetapi walaupun bagaimana disembunyikan karena mana mungkin bisa menutupi
asap ( pepatah bali ),lama kelamaan kepandaiannya itu kentara juga dari
ucapan-ucapan dan buah pikiran-pikiran yang jarang dikeluarkannya tetapi berisi
kebenaran. Dan tepat sekali perumpamaan orang bodoh itu dengan tumbuhan
menjalar ditanah tidak bisa mendaki jika tidak ada sinar matahari yang
dipancarkan oleh orang yang berpengetahuan.
Jadi
sangatlah penting ilmu pengetahuan itu akan tetapi ilmu pengetahuan itu juga
alangkah baiknya kita lakukan atau kita praktekkan kita belajar agama tidak
saja hanya menghafal yang dinilai akan tetapi implementasi dimasyarakat dinilai
apabila ilmu itu tidak dipraktekkan akan percuma,didalam buku kesempurnaan yoga
dijelaskan bahwa jñāna berarti pengetahuan yang teoritis, dan vijñāna
menunjukkan pengetahuan yang praktis. Misalnya, seorang murid jurusan eksata,
ia harus mempelajari ilmu itu secara teoritis beserta prakteknya. Pengetahuan
teoritis dengan sendirinya tidak dapat menolong, seseorang harus sanggup
mempergunakan pengetahuan yang ia ketahui melalui teori.
3. Penutup
Kita haruslah bisa memaknai hari
raya saraswati itu karena hal itu bisa membuat kita bisa mencapai suatu
kesadaran diri bahwa kita ini sangatlah perlu memiliki ilmu pengetahuan agar
kita bisa berguna untuk diri sendiri,keluarga dan masyarakat, juga bisa
menentukan wiweka, bisa melakukan tri kaya parisudha dan yang paling penting apabila
kita sudah mempunyai ilmu pengetahuan kita janganlah sombong dan praktekkan
ajaran-ajaran agama yang kita ketahui didalam diri maupun dikeluarga dan
dimasyarakat sehingga kita tidak percuma mempelajari ilmu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar