PEMBANGUNAN
KUALITAS MANUSIA MENURUT KONSEP AGAMA HINDU
OLEH
KADEK
HANDARA
NIM
10.1.1.1.1 3830
FAKULTAS
DHARMA ACARYA
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA
INSTITUT
HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2013
KATA PENGANTAR
Om Suastiastu
Puji syukur penulis panjatkan
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta
waranugraha – Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembangunan
Kualitas Manusia Dalam Konsep Agama Hindu” dapat selesai tepat pada
waktunya.
Makalah ini merupakan kumpulan pemikiran dari penulis
dimana sumbernya penulis ambil dari berbagai pustaka, referensi serta sumber – sumber
lainnya yang berkaitan dengan ajaran Agama Hindu.
Seluruh sumber yang penulis dapatkan
telah disusun dan dikaji dengan baik agar pembaca sepenuhnya mengerti tentang
apa yang penulis maksud dalam makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada para pembaca, semoga makalah
ini
bermanfaat bagi para pembaca. Apabila ada tegur sapa yang konstruktif atas kekurangan makalah ini penulis mohon permaklumannya. Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih dan selamat membaca makalah ini.
“Om Santih santih santih Om”
Singaraja,
17 Juni 2013
Penulis,
Bab
I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Dalam kehidupan ini manusia adalah mahluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna karena dalam manusia memiliki suatu kelebihan dari
ciptaan Tuhan yang lain sehingga manusia dapat lebih berkualitas dari yang lain
disamping itu manusia juga mahluk yang hidup berkelompok dan tidak bisa hidup
sendiri didunia ini haruslah manusia itu hidup memerlukan seseorang untuk
mendampinginya dan juga untuk mebantu memecahkan suatu masalah dan memberikan
suatu jalan keluar untuk masalah yang dihadapi.
Dikehidupan ini manusia hendaknya memiliki kualitas
hidup dalam agama hindu terdapat dalam Upanisad dan Bhagawad Gita.kualitas
hidup yang dimiliki manusia belum sepenuhnya memiliki nilai yang baik dimana
dalam hal ini manusia diliputi sutu kesenangan sehingga dalam kualitas yang
dimiliki oleh manusia sangatlah belum mencapai hasil yang diinginkan sehingga
dalam hal ini agama sangat berperan penting dalam merubah suatu sikap dalam
kehidupan manusia
1.2
Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini adapun masalah yang ada, yaitu
1.
Apakah Pengertian Agama hindu
2.
Bagamanakah Pembangunan Kualitas Manusia dalam
Konsep Agama Hindu
1.3
Tujuan
Selain
rumusan masalah terdapat juga tujuan yang hendak tercapai,tujuan tersebut ialah
:
1.
Untuk menegetahui Pengertian Agama hindu
2.
Untuk mengetahui Pembangunan Kualitas Manusia
dalam Konsep Agama Hindu
Bab II
Pembahasan
2.1
Pengertian Agama Hindu
Agama
sebagai pengetahuan kerohanian yang menyangkut soal-soal rohani yang bersifat
gaib dan methafisika secara etimologinya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari
kata “A” dan “Gam”,”A” berarti tidak
sedangkan “Gam” berarti pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu
yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat langgeng. Menurut Hindu yang
dimaksudkan memiliki sifat langgeng hanyalah Hyang Widhi Wasa. Demikian pula
ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya adalah kebenaaran yang berlaku selalu, dimana
saja dan kapan saja.
Berangkat
dari pengertian itulah, maka agama adalah merupakan kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan kehidupan
manusia yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi dengan tujuan untuk menuntun manusia dalam
mencapai kesempurnaan hidup yang berupa kebahagiaan yang maha tinggi dan
kesucian lahir batin.
2.2
Pembangunan Kualitas Manusia Dalam konsep Agama Hindu
Kata
“ Manusia” berasal dari bahasa sansekerta dari kata “Manu” artinya “bijaksana
dalam bentuk “genetif” menjadi “ manusia” artinya “memiliki kebijaksanaan. Kata
“Manu” artinya sama dengan kata “mana” dalam bahasa sansekertanya yang juga
berarti pikiran. Karena memiliki pikiran inilah manusia dikatakan lebih
sempurna dari pada makhluk hidup lainnya. Karena pikiran inilah manusia dapat
melakukan perbuatan baik dan buruk. Tidak seperti binatang hanya mampu berbuat
berdasarkan insting belaka.
Didalam
Manawa Dharmasastra II, 92 pikiran atau “ Manah” disebutkan sebagai indria yang
ke sebelas atau ada juga yang menyebutkan ‘Rajendra atau rajanya indria atau
Eka Dasendria. Jadinya karena pikiran inilah yang menyebabkan manusia mampu
menunjukkan kelebihannya dengan makhluk hidup lainnya. Cirri utama dari manusia
adalah memiliki pikiran.kalau ada
manusia tidak menggunakan pikiran dengan baik bererti ia melanggar kodratnya
sebagai manusia. Lebih lanjut perlu diketengahkan suatu rumusan manusia idial
atau manusia berkualitas menurut ajaran Hindu. Disamping itu apakah ada
hubungan konsep Catur Warna dengan upaya pembangunan manusia yang berkualitas.
Manusia sebagai mahluk hidup ciptaan Tuhan dapat dilihat dari dua sudut yaitu :
Pertama : Manusia dapat dilihat
sebagai manusia individu terlepas dari hubungannya dengan yang lain.
Kedua
:
Manusia dapat dilihat sebagai makhluk social yang tidak dapat dilepaskan dari
hubungannya dengan lainnya
1. .Manusia
sebagai makhluk individu.
Sebagai makhluk individu
manusia dapat dilihat memiliki banyak unsure ajaran Samkhya Darsana yang
dibangun oleh Rsi Kapila mengajarkan manusia ini berasal dari dua unsur yaitu
Purusa dan Prakerti yaitu unsure kejiwaan dan kebendaan. Dua unsure ini yang
membentuk manusia. Sedangkan Rsi Patanjali menyebutkan dalam ajaran yoganya,
Purusa dan Prakerti itu berasal dari Iswara. Iswara adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Pertemuan Purusa dan Prakerti itulah yang menghasilkan Citta yaitu alam pikiran
yang terdiri dari Budhi, Manah dan Ahamkara. Budhi adalah intuisi, Manah adalah
pikiran dan Ahamkara adalah ego. Citta inilah unsure non pisik dari manusia.
Dalam Citta itu terdapat pula sepuluh
indria yaitu telinga, hidung, mata, kulit, lidah, kaki, tangan, perut,
dubur, dan kelamin. Tubuh manusia yang berasal dari Prakerti terdiri dari unsur – unsur Panca
Maha Bhuta (tanah,air,api,udara dan angkasa). Dalam Wrhaspatitattwa, diri
manusia dapat dibagi tiga yang disebut
Tri Sarira :
1.Stula
Sarira adalah badan wadah yang terdiri dari unsur-unsur Panca Maha Bhuta
(tanah,air,api,udara dan angkasa)
2.Suksma
Sarira benda halus yaitu Citta, Dasendria, Tri Guna dan Panca Tan Matra
3.Anta
Karana Sarira adalah Atma atau Roh itu sendiri.
Dalam pembahasaan tentang pembangunan kualitas
manusia kami akan kemukakan konsep Upanisad dan Bhagawad Gita. Atman merupakan
bagian terkecil dari Paratma. Atman yang ada pada diri manusia menurut
Taittriya Upanisad 2 diselubungi oleh lima macam selubung yang disebut Panca
Kosa Atma ( Annamaya,Pranamaya, Manomaya, Wijnyanamaya dan Anandanaya). Kelima
selubung inilah yang wajib dilepaskan agar Atma dapat bersatu kembali pada
Paratma. Panca Kosa Atma atau Panca Maya Kosa ini akan menjadi sumber kelepasan
apabila strukturnya dapat diupayakan menjadi
struktur yang simultkan lapian menuju
kualitas yang sempurna. Struktur Panca Kosa Atma itu adalah sebagai
berikut :
1. Anna
Maya : Lapisan tubuh yang berasal dari makanan, dari pembentukan lapisan tubuh
yang paling nyata inilah pembangunan kualitas manusia harus dimulai. Dalam
Bhagawad Gita XVII,8 menyebutkan adanya makanan yang satwika,makanan Satwika
itu adalah
Ayuh Sattwa : yang menyucikan hidup
Bola : yang
mendatangkan daya tahan tubuh
Arogya : yang
mendatangkan kesehatan
Sukha : yng
mendatangkan kegembiraan
Priti : kepuasan atau
cinta kasih
Vivardhanah :
meningkatkan hidup
Rasyah : Penuh Sari
Snigdhah : yang halus
dan lembut
Sthirah : bertahan lama
Hrdyah : menyenangkan
Priyah : yang enak
Istilah
sebelas syarat Satwika ahara yaitu makan yang utama. Dalam sloka berikutnya
Bhagawad Gita menyebutkan jenis adanya makanan yang kurang baik adalah makanan
yang terlalu pasil, masam, asin, pedas, kering, keras, dan hangus.
Jenis
makanan itu disebutkan Rajasika Ahara.sedangkan jenis makanan Tamasika Ahara
adalah makanan yang basi, hambar, berbau jelek, dingin, sisa kemarin dan kotor.
Dalam Kitab Svara Yoga menyebutkan
jenis-jenis makanan yang Satwika atau makanan yang mendatangkan kesucian
adalah makanan yang tidak pedas , tidak asin, tidak kecut atau tajam rasanya.
Hindarilah minum-minuman keras, rokok, daging dan jangan mengumbar birahi.
Untuk mendapatkan suatu kehidupan yang baik adalah dimulai dengan memilih
makanan yang Sat Wika Ahara. Makanan inilah yang akan membutuhkan tubuh dan
tenaga atau Prena
Prana
Maya : lapisan tubuh yang lebih halus dari pada tubuh yang berasal dari
sari-sari makanan pula adalah tenaga berasal juga dari makanan. Tenaga yang
baik berasal dari makanan yang baik. Prana artinya nafas. Nafas inilah yang
mendatangkan tenaga. Orang yang nafasnya cepat tenaganya akan lemah. Orang yang
kuat adalah orang nafasnya
panjang-panjang. Dalam ajaran Yoga dari Rsi Patanjali ada yang disebut
Pranayama artinya mengatur pernafasan. Prana adalah suatu bentuk tenaga yang
dipakai oleh sang jiwa dalam hubungannya dengan sang badan wadag dan Astral.
Mano
Maya : Mano maya berasal dari kata mano dan maya. Katamano berasal dari mata “
man” artinyua berpikir atau percaya. Gerak pikiran atau “manaa’ ini digunakan
oleh prana. Prana dihasilkan oleh makanan. Kalau makanan Satwika maka sifat
pranapun Satwika. Pikikranpun akan digerakan kearah satwika atau baik dan
benar.
Wijnana
maya : dalam bahasa sansekerta Wijnana artinya : cakap atau ilmu pengetahuan.
Kata Wijnana berasal dari kata Wijna
artinya terpelajar. Gerak dari pikiran
yang dilekati oleh guna sattwa puncaknya menjadikan wijnana,
terpelajar,bijaksana. Wijnana sering pula diartikan wicaksana.
2.Manusia
sebagai Makhluk social
Kata social artinya berteman atau
berhubungan. Manusia baru dikatakan manusia setelah ia berhubungan dengan
manusia lainnya. Hubungan itulah yang akan menumbuhkan ciri-cirinya sebagai
manusia. Kehidupan bersama inilah yang menyebabkan mereka saling membutuhkan,
perbedaan itu adalah perbedaan yang saling melengkapi . menurut pandanagan
Hindu timbulnya hasrat untuk saling berhubungan satu sama lainnya karena
“yadnya” Tuhan. Sebagai disebutkan dalam Bhagavad Gita III,10. Bahwa manusia
dan ala mini tercipta karena yadnya . yadnya adalah kerja untuk kerja. Dalam
Bhagavad Gita III,16 disebutkan yadnyalah yang memutar hidup ini sebagai cakra.
Siapa yang tidak ikut memutar yadnya / cakra pada hakekatnya ia adalah penjahat. Karena manusia harus
berbuat yadnya, makanya kalau tidak mengikuti hukumannya yadnya maka ia
disebutt penjahat
Catur Varna Landasan
Profesionalisme
Yang perlu mendapatkan perhatian
kita adalah mengapa dalam Bhagavad Gita dan kitab-kitab Hindu lainnya
disebutkan Tuhan hanya menciptakan empat profesi atau Catur Varna, padahal kita
melihat dewasa ini banyak sekali jenis profesi yang berkembang. Dapatkah semua
jenis profesi itu dikelompokkan menjadi empat kelompok profesi. Hal inilah yang
perlu kita berikan pembahasan sehingga Catur Varna itu menjadi lebih jelas
peranannya dalam pembangunan masyarakat dan manusia “ananda atau bahagia”,
Catur Varna itu adalah empat profesi yang diciptakan oleh Tuhan. Dari teori ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa yang kekal abadi adalah tuhan dan semua
ciptaanya dapat berubah-ubah/mengalami penyempurnaan-penyempurnaan sesuai
denagn tuntunan zaman.
Menurut pemikiran Hindu Dharma,
zaman itu akan berubah-ubah, setiap perubahan membawa cirri-ciri tertentu. Di
dalam kitab purana dijelaskan bahwa satu hari “Brahman” dibagi menjadi empat
zaman yaitu : Kertayuga,Tretayuga,Dwaparayuga dan Kaliyuga.ciri-ciri tiap-tiap
zaman ini dijelaskan dalam kitab Manawa Dharmasastra I, 85 dan 86 sbb :
85 “suatu macam tertentu dari
kewajiban-kewajiban yang ditentukan bagi
manusia di zaman Kertha, adalah berbeda dengan zaman Treta, berbeda pula
dengan zaman Dwapara dan demikian pula pada zaman kali, sesuai dengan
panjangnya masa yang semakin berkurang”
86 “Pada zaman
Kertayuga yang menjadi puncak dai kewajiban adalah dikatakan pelaksanaan tapa
brata semadhi, dalam zaman Treta pengetahuan suci, pada zaman Dwepara adalah
Upacara yadnya, pada zaman Kali yang paling utama adalah dana atau pemberian
artha benda”
Pada
sloka 81 s.d 83 dalam kitab Manawa Dharmasastra I, dijelaskan dengan
gambang cirri-ciri setiap zaman pada
zaman Krta dikatakan Dharma berkaki empat manusia dengan sempurna tanpa cacat
mendapatkkan kebajikan tidak ada kecurangan, tidk ada kejahatan, sedang pada
zaman berikutnya dharma sudah mulai digerogoti secara bertahap sampai pada
zaman kali, dimana kejahatan dan kebohongn merajarela. Pada zaman kertha
Manusia bebas dari berbagai penyakit sehingga dapat berumur empat ratus tahun,
setiap zaman umur manusia semakin berkurang. Perbedaan setiap zaman inilah yang
menyebabkan perbedaan penekanan profesi atau varna yang dibutuhkan. Pada zaman
Krtayuga manusia berumur panjang dan penuh dengan kebajikan, maka yang paling
utama adalah melakukan semadhi, tapa dan Bratha. Pada zaman ini profesi atau
varna Brahmalah yang paling dibutuhkan, karena varna Brahmana yang paling
dibutuhkan maka wajarlah, secara sosiologis varna Brahmana yang paling dianggap
paling utama. Pada zaman Kertha kesucianlah yang dinggap paling penting. Pada
zaman Tretayuga, di zaman Yajnyalah yang dianggap paling penting. Pada zaman
ini orang memuja-muja kemampuan. Zaman Tretayuga profesi yang Ksatrialah yang
paling menonjol , karena itu Ksatria yang dianggap yang paling utama. Pada
zaman Dwaparayuga , yadnya dianggap paling utama. Upacara yadnya yang besar ,
akan menghabiskan dana yang besar, karena itu Waisya warnalah yang dianggap
paling utama. Pada zman Kaliyuga yang
dianggap paling utama ialah suatu pemberian dengan artha benda. Sumber artha
benda adalah varna waisya dan sudralah yang dianggap paling menonjol dan utama.
Kedudukan utama pada masing-masing varna
yang didapatkan pada setiap zaman hanyalah merupakan pandangan sosiologis saja.
Kalau ditinjau secara filosofis semua varna adalah penting pada setiap zaman
dan pada setiap orang.
Menurut
Prof.Dr.I.B Mantra, Catur Varna secara filosofis ada pada setiap orang. Dalam
bercita-cita hendaknya seseorang itu menjadikan dirinya seorang brahmana, dalam
mengembangkan cita-citanya seseorang hendaknya menjadi seorang Ksatria. Dalam
hal memelihara kemakmurannya hendaknya ia menjadi Waisya, melayani semunya itu
hendalnya ia menjadi seorang sudra. Keempat warna atau profesi itu undsur-unsur
dasarnya ada pada diri setiap orang. Idealnya keempat profesi itu dapat
ditumbuhkan secara seimbang dan profosional. Pertumbuhan unsure-unsur Varna
atau profesi dalam diri setiap orang tidaklah terlalu sama. Ada pada diri
seseorang yang lebih kua pengaruh danpertumbuhannya bakat kerohanian, orang ini
akan menjadi seorang Brahmana. Ada yang lebih dominan pertumbuhan bakatnya dalam kepemimpinan, orang ini akan menjadi
Ksatria Varna, demikian pula yang lebih dominan pertumbuhan bakatnya dalam
bidang ekonomi, orang inipun akan menjadi seorang Waisya Varna. Sedangkan
mereka yang hanya mampu menumbuhkan tenaga fisiknya, diapun akan menjadi Sudra
varna.
Pembangunan
bertujuan membangun manusia seutuhnya dan seluruhnya,seutuhnya dimaksudkan
membangunkan dalam segala totalitasnya. Membangun manusia seluruhnya dalam
pengertian tidak ada satupun manusia yang ditinggalkan dalam pembangunan.
Konsep pembangunan modern dewasa ini sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan
konsep pembangunan kualitas manusia menurut pandangan Hindu Dharma yang telah
dikemukakan.
Pembangunan
non fisik dari manuia dapat dilaksanakan oleh Varna Brahmana. Pembangunan fisik
material dilaksanakan oleh Varna Vasya. Penataan semua aspek pembangunan atau
management pembangunan dapat dilaksanakan oleh Varna Ksatria. Pelayanan tenaga
fisik pada semua aspek pembangunan dapat dilaksanakan oleh Varna Sudra. Semua
profesi pada dasarnya dapat dibagi menjadi empat profesi yang penekanannya pada
pembangunan spiritual atau non fisik lainnya dapat digolongkan Brahmana Varna.
Setiap profesi yang penekanannya pada kesejahteraan fisik material dapat
digolongkan pada Vasya Varna. Sedangkam
profesi yang bertujuan untuk menata atau menekankan pada “managerial skill”
dapat digolongkan pada Ksatria Varna.
Profesi yang menekankan padaa pelayanan tenaga fisik dapat digolongkan pada
Sudra Varna.
Catur
Varna pada dasarnya landasan filosofis untuk mengembangkan profesionalisme
dalam rangka mendpatkan peranan dan fungsi dalam pembangunan manusia dan
masyarakat. Dalam konsep Brahmana menjad berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman. Fungsi Brahmana Varna menjaga dan mempelajari Veda dapat dilihat
aktualisasinya menjadi penyucian diri dan menyucikan orang lain. Belajar dan mengajar denag tulus ikhlas demikian bentuk nyata dari pengalaman
Varna Brahmana. Mengatur pemerintahan, menata masyarakat , melayani masyarakat
adalah bentuk pengalaman Varna Ksatria. Bergerak dalam bidang distribusi dan
produk barang-barang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan konsumen adalah wujud
dari pengalaman profesi atau varna Vaisya. Membantu denagn tenaga fisik adalah
pengalaman dari varna Sudra. Seluruh profesi
yang ada pada zaman moden sekarang ini dapat diklasifikasikan menjadi empat varna atau
empat profesi. Keempat varna atau profesi itu akan dapat saling isi mengisi
antara satu dengan yang lainnya. Pengelompokkan masyarakat ke dalam empat varna
itu akan dapat menumbuhkan hubungan social yang sangat membutuhkan. Keretakan
diantara profesi itu akan dapat merugikan semua pihak.
Demikianlah
ajaran Catur Varna, adalah landasan filosofis untuk menumbuhkan profosionalisme
yang semakin dibutuhkan dalam kehidupan di zaman modern dewasa ini. Kalau Catur
Varna dipahami secara benar dan tepat maka ajaran Catur Varna akan selalu
sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam ajaran Catur Varna terdapat nilai-nilai
yang hidup yang bersifat universal. Selama hidup manusia di dunia ini selalu
membutuhkan empat profesi atau emapt varna ini, sepanjang zaman manusia selalu
membutuhkan pendididkan kerohanian, pengayoman,pemerintahan ataumanusia hidup
di dunia ini membutuhkan pemimpin, sepanjang zaman manusia membutuhkan material
dan sepanjang zaman manusia membutuhkan pelayanan tenaga fisik dari pihak lain.
Ketepatan pengalaman ajaran Catur Varna tidak akan memberikan peluang benturan
profesi dan fungsi dalam kehidupan bersama.
Bab III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari penjelasan yang dipaparkan diatas : bawasannya Agama sebagai
pengetahuan kerohanian yang menyangkut soal-soal rohani yang bersifat gaib dan
methafisika secara etimologinya berasal
dari bahasa Sansekerta, yaitu dari kata
“A” dan “Gam”,”A” berarti tidak sedangkan “Gam” berarti pergi atau
bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan
bersifat langgeng. Menurut Hindu yang dimaksudkan memiliki sifat langgeng
hanyalah Hyang Widhi Wasa. Demikian pula ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya
adalah kebenaaran yang berlaku selalu, dimana saja dan kapan saja. Kata “
Manusia” berasal dari bahasa sansekerta dari kata “Manu” artinya “bijaksana
dalam bentuk “genetif” menjadi “ manusia” artinya “memiliki kebijaksanaan. Kata
“Manu” artinya sama dengan kata “mana” dalam bahasa sansekertanya yang juga
berarti pikiran. Karena memiliki pikiran inilah manusia dikatakan lebih
sempurna dari pada makhluk hidup lainnya. Karena pikiran inilah manusia dapat
melakukan perbuatan baik dan buruk. Tidak seperti binatang hanya mampu berbuat
berdasarkan insting belaka. Manusia sebagai makhluk individu.Sebagai makhluk
individu manusia dapat dilihat memiliki banyak unsure ajaran Samkhya Darsana
yang dibangun oleh Rsi Kapila mengajarkan manusia ini berasal dari dua unsur
yaitu Purusa dan Prakerti yaitu unsure kejiwaan dan kebendaan. Anna Maya :
Lapisan tubuh yang berasal dari makanan, dari pembentukan lapisan tubuh yang
paling nyata inilah pembangunan kualitas manusia harus dimulai. Prana Maya :
lapisan tubuh yang lebih halus dari pada tubuh yang berasal dari sari-sari
makanan pula adalah tenaga berasal juga dari makanan. Wijnana maya : dalam
bahasa sansekerta Wijnana artinya : cakap atau ilmu pengetahuan. Kata Wijnana
berasal dari kata Wijna artinya
terpelajar. Catur Varna itu menjadi lebih jelas peranannya dalam pembangunan
masyarakat dan manusia “ananda atau bahagia”, Catur Varna itu adalah empat
profesi yang diciptakan oleh Tuhan. Dari teori ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang kekal abadi adalah tuhan dan semua ciptaanya dapat
berubah-ubah/mengalami penyempurnaan-penyempurnaan sesuai denagn tuntunan
zaman.
Daftar Isi
Kata
pengantar ………………………………………..................................i
Daftar
isi ……..…………………………………………..............................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah….................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Agama Hindu………………………….................................3
2.2
Pembangunan Kualitas Manusia dalam Konsep Agama Hindu..............3
Bab III Penutup
3.1
Kesimpulan.............................................................................................12
Daftar Pustaka
bagus ... isi artikel ini :)
BalasHapusTerkandung nilai nilai Pencerahan yg sangat positip..
BalasHapus